Arya menjelaskan, kenaikan harga beras sangat tidak masuk akal karena hanya dalam kurun waktu, kurang dari sepekan, beras mengalami kenaikan harga sebanyak dua kali.
“Beras medium dari harga 10.000 mengalami kenaikan hingga 14.000 dan beras premium dri harga 12.000 naik hingga angka 18.000 padahal kita adalah negara agraris kenaikan harga yang sangat tiba tiba ini sangatlah tidak masuk akal,” ungkapnya.
Baca Juga:
Polresta Banyumas dan BEM Gelar Bakti Sosial Bagikan Sembako ke Masyarakat
Melihat fenomena ini, maka Federasi Mahasiswa Jabar mengecam dan akan melakukan aksi besar-besaran bersama mahasiswa lain dari seluruh Jawa Barat, atas fenomena yang terjadi saat ini.
"Seharusnya pemerintah sebelum melakukan keputusan, sudah memperhitungkan dan mempertimbangkan terlebih dahulu dampak dari keputusan itu, dan jangan anggap rakyat itu bodoh," bebernya.
Dengan naiknya harga kebutuhan pokok tersebut, kata Arya, sangatlah mencekik masyarakat menengah ke bawah. Belum lagi dalam beberapa minggu kedepan, akan memasuki bulan puasa yang mana konsumsi bahan pangan akan lebih besar.
Baca Juga:
Khawatir Kejagung Miliki Kekuatan Terlalu Dominan, Mahasiswa Kawal Proses Legislasi RKUHAP
"Dampak pesta demokrasi yang kita sudah lewati juga kebijakan bansos yang ugal-ugalan tanpa memikirkan ketersediaan pasokan kemarin pun memberikan dampak besar atas kelangkaan beras," tuturnya.
"Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher juga mengatakan langka dan mahalnya beras di pasaran selama beberapa bulan terakhir ini diduga akibat dari kebijakan bansos yang salah penerapan," sambungnya.
Menurutnya, Pemerintah seakan-akan tidak mempersoalkan hal yang seharusnya menjadi kebutuhan utama masyarakat.