JABAR.WAHANANEWS.CO — Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menanggapi video dirinya yang menangis saat berada di kawasan Puncak Bogor pada Kamis (6/3/2025) lalu.
Ia menegaskan bahwa tangisannya muncul sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian gunung yang dianggap sakral oleh masyarakat Sunda dan Jawa.
Baca Juga:
Dedi Mulyadi Tepis Isu Gaji Rp 33 Miliar, Beberkan Anggaran yang Sebenarnya
"Saya mungkin orang yang mengerti ajaran leluhur. Bagi orang Sunda dan Jawa, gunung itu sesuatu yang sakral, sesuatu yang dihormati," kata Dedi, dikutip Sabtu (8/3/2025).
Menurutnya, gunung adalah sumber kehidupan karena dari sanalah mata air mengalir, membentuk danau dan sawah yang menopang kehidupan manusia.
Ia pun menyoroti simbol tumpeng dalam budaya Sunda dan Jawa, yang mencerminkan penghormatan terhadap gunung sebagai pusat ekologi dan produksi.
Baca Juga:
Momen Haru di Cianjur, Dedi Mulyadi Peluk Pendeta dan Janji Lunasi Utang Gereja Rp6 Miliar
Dedi mengaku tak bisa menahan kesedihan saat melihat gunung dirusak demi kepentingan komersial.
"Begitu menghormati gunung, sehingga ketika orang seenaknya membelah hutan hanya untuk kesenangan dan duit, saya nangis. Bagi saya, sebagai orang Sunda, martabat saya direndahkan," tegasnya.
Sebelumnya diketahui, video Dedi menangis di kawasan Puncak viral di media sosial. Banyak yang mempertanyakan alasan di balik emosinya dalam rekaman tersebut.