Sementara Kepala BKKBN Jawa Barat, Wahidin, menyebut jika persentase angka stunting di Jawa Barat relatif sama dengan angka nasional yakni di 24,5 persen.
Menurutnya jumlah pasti penderita stunting masih dalam pendataan. Jawa Barat, tambahnya, memang cukup besar dalam jumlah penyumbang angka stunting karena memiliki jumlah penduduk terbanyak.
Baca Juga:
Pemerintah Kota Semarang Raih Penghargaan Terbaik I Penanganan Stunting di Jawa Tengah
"Sebenarnya NTT yang paling besar (angka stunting). Di Jabar itu banyak karena jumlah penduduknya juga banyak," ucap Wahidin.
BKKBN yang menjadi koordinator pelaksana penurunan angka stunting diberi fungsi khusus untuk bisa mengubah perilaku dan mencegah terjadinya stunting.
"Kami juga sudah melakukan MoU dengan Kemenag untuk melakukan pendampingan kepada calon pengantin tiga bulan sebelum menikah. Hal itu dilakukan agar tak ada stunting lahir baru," katanya.
Baca Juga:
Bele Mo'o Sehati: Strategi Dinkes Gorontalo Tangani Stunting dengan One Stop Service
Wahidin mengaku bahwa Jawa Barat menginginkan adanya zero stunting baru. Saat ini, pihaknya pun sedang melakukan penanganan kasus stunting, masih dalam tahap pendataan dan penanganan.
"Seperti di Garut sekarang, lagi pendataan ulang by name by address untuk mengetahui jumlah pasti penderita stunting. Prioritas saat ini adalah penanganan stunting akut," katanya. [tsy]