JABAR.WAHANANEWS.CO — Suasana akhir pekan di Kiara Artha Park, Kota Bandung, mendadak semarak dengan derap irama kuda lumping. Ratusan pengunjung berkumpul menyaksikan tarian khas bernuansa magis, Tari Jaran Kepang Satria Bhumi Phala yang tampil memukau di acara Festival Temanggung 2025.
Festival tersebut menjadi sebuah etalase budaya, produk lokal, dan kearifan Temanggung, yang dihelat Pemerintah Kabupaten Temanggung bersama Forum Ikatan Kadang Temanggungan (FIKT).
Baca Juga:
34 Sanggar Musik Bambu Meriahnya Festival SADA AWI 2024
Bupati Temanggung, Agus Setyawan mengungkapkan, esensi penyelenggaraan festival tersebut adalah untuk menjaga koneksi emosional warga Temanggung yang tinggal di luar daerah, termasuk di Kota Bandung.
“Ini adalah ajang untuk mengingatkan kembali kawan-kawan di perantauan agar selalu ingat kepada Temanggung. Itu yang paling penting,” ujar Agus, dikutip Minggu (04/05/2025).
Pengunjung juga disuguhkan berbagai aktivitas, mulai dari Pameran Foto Temanggung, peluncuran Iket Temanggung sebagai simbol budaya, bazar kuliner kopi dan lintingan tembakau, hingga galeri UMKM yang menampilkan produk unggulan dari lereng Sumbing dan Sindoro.
Baca Juga:
Puluhan Komunitas di NTT Tunjukan Berbagai Solusi Krisis Iklim di Gelaran Pesta Raya Flobamoratas
“Tidak hanya sebagai gebyar budaya semata, kegiatan ini merupakan ajang promosi beragam kekayaan yang dimiliki oleh Kabupaten Temanggung,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ia menyebutkan dua komoditas yang menjadi kebanggaan utama masyarakat Temanggung, yakni kopi dan tembakau. Keduanya bukan sekadar hasil tani, tetapi juga simbol identitas daerah.
“Selain sebagai produk unggulan, kopi dan tembakau menjadi simbol identitas Temanggung yang ingin kami perkenalkan secara lebih luas,” ungkapnya.
Agus mengatakan, kegiatan tersebut sekaligus menjadi awal dari pembangunan jejaring kemitraan antarwilayah, termasuk dengan Kota Bandung. Terlebih, Temanggung memiliki kopi Arabika dan tembakau berkualitas dunia.
“Kami ingin belajar dari Bandung, sekaligus menawarkan kerja sama berbasis potensi lokal yang bisa saling menguntungkan,” ucapnya.
Agus berharap Festival Temanggung 2025 menjadi ruang perjumpaan antarbudaya yang bisa mempererat jejaring masyarakat urban dengan nilai lokal. Pendekatan tersebut penting untuk memperkuat dukungan bagi produk dalam negeri.
“Kami ingin agar silaturahmi ini berbuah kerja sama konkret untuk kesejahteraan masyarakat Kota Bandung dan Temanggung,” tegas Agus.
Sementara itu Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyambut baik kolaborasi tersebut. Kerja sama lintas daerah perlu untuk terus dikembangkan di tengah tantangan perkotaan yang makin kompleks.
“Bandung sangat terbuka untuk kolaborasi dengan daerah seperti Temanggung yang memiliki kekuatan di sektor pertanian, ketahanan pangan, dan budaya,” ujar Farhan.
Farhan juga menekankan pentingnya mempererat relasi antarwilayah melalui pendekatan komunitas, pelajar dan generasi muda. Ia memuji festival tersebut sebagai wadah kreatif untuk menyatukan berbagai gagasan.
“Kegiatan lintas komunitas seperti Festival Temanggung 2025 menjadi media efektif untuk menyatukan gagasan dan kebudayaan,” tuturnya.
[Redaktur: Mega Puspita]