JABAR.WAHANANEWS.CO — PT PLN (Persero) melalui Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Barat menjalin kerja sama strategis dengan PT Pupuk Kujang dalam bentuk penandatanganan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) untuk penambahan daya dari 18,2 Mega Volt Ampere (MVA) menjadi 30 MVA.
Penambahan daya ini mendukung dua agenda besar nasional sekaligus penguatan ketahanan pangan melalui Program Asta Cita dan pengembangan fasilitas produksi green ammonia berbasis energi bersih pertama di dunia yang digagas dari Indonesia.
Baca Juga:
Respon Cepat, PLN Sidikalang Dairi Tanggapi Laporan Warga
Penandatanganan perjanjian yang dilakukan di Kantor Pupuk Kujang, Karawang pada 5 Mei 2025, dihadiri oleh General Manager PLN UID Jawa Barat, Tonny Bellamy dan Direktur Operasi dan Produksi PT Pupuk Kujang, Robert Sarjaka.
“PLN hadir sebagai mitra strategis untuk mewujudkan industri yang andal dan ramah lingkungan. Melalui suplai listrik 30 MVA ini, kami mendukung transformasi energi sekaligus memperkuat fondasi ketahanan pangan nasional,” ujar Tonny, dikutip Rabu (11/6/2025).
Penambahan pasokan listrik ini akan menunjang proses produksi pupuk urea dan beberapa perencanaan proyek kedepannya seperti pabrik NPK dan green ammonia milik Pupuk Kujang.
Baca Juga:
PLN Jawa Barat dan Pupuk Kujang Jalin Kerjasama Tambah Daya Listrik 30 MVA
Green ammonia sendiri, yang diproduksi menggunakan sumber energi rendah emisi, menjadi salah satu solusi masa depan yang potensial digunakan dalam sektor pertanian, energi, hingga transportasi ramah lingkungan.
“Keandalan pasokan listrik menjadi faktor krusial dalam produksi kami. Dukungan PLN memungkinkan kami untuk lebih berinovasi dan memimpin dalam pengembangan produk ramah lingkungan seperti green ammonia dan selaras dengan rencana jangka panjang pembangunan beberapa Pabrik NPK” kata Robert Sarjaka, Direktur Operasi dan Produksi PT Pupuk Kujang.
Sebagai anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero), Pupuk Kujang memiliki peran strategis dalam memastikan ketersediaan pupuk nasional. Dengan suplai listrik yang lebih besar dan stabil, produksi pupuk menjadi lebih terjamin, yang pada akhirnya berdampak pada produktivitas petani dan kestabilan harga pangan di pasaran.