"Harganya terlalu tinggi. Sebelumnya dagang di jalan ini (Harun Kabir), banyak pedagang yang belum ambil pasar pelita termasuk saya, saya nggak masuk ya itu ga kejangkau (harganya)," ujarnya.
Terpisah, Team pengelola FAP bagian humas, Sonya Yuliana mengatakan, pasar baru itu terbagu dua gedung yakni blok A dan B dengan jumlah kios 1811 dan los 848. Saat ini, masih 30 persen pedagang yang sudah berjualan di sana.
Baca Juga:
Pesan Natal KWI dan PGI: “Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem” (Luk 2:15)
"Baru sekitar 30 persen para pedagang yang sudah mulai berjualan, sisanya sebagian lagi mereka sedang melakukan renovasi kios atau los yang di sesuaikan dengan kebutuhan," katanya.
Pihaknya mencatat, dari total jumlah kios dan los, sudah terjual sebanyak 70 persen. Dia juga mengakui, belum banyak masyarakat yang mengetahui bahwa Pasar Pelita sudah beroperasi.
Sehingga, kata dia, sosialisasi kepada masyarakat menjadi sangat penting untuk keseimbangan ekonomi. "Memang untuk penjualan kita menghabiskan dulu basement dan lantai dasar, sedangkan lantai 1 dan 2 belum membuka penjualan," sambungnya.
Baca Juga:
Pemkot Jakarta Barat Juara 2 Kategori Inovasi Karya Kehumasan di Ajang AHJ 2024
Sekedar informasi, lantai basement Pasar Pelita digunakan untuk bahan makanan dan lantai satu untuk barang-barang seperti pakaian, kerudung, pernah-pernik dan lain-lain. Sementara itu, rencananya untuk lantai 2 akan digunakan untuk bioskop dan Food court.
Fasilitas lain seperti eskalator dan lift terlihat sudah terpasang meski belum dapat digunakan. Dinas Perhubungan pun mulai melakukan manajemen rekayasa (manrek) untuk mengubah rute angkutan kota (angkot) agar menjangkau Pasar Pelita.[kaf]