WahanaNews-Sukabumi | Pada Sabtu (12/3/2022), pedagang di Pasar Pelita Sukabumi, mengeluh soal pasar yang kian hari masih sepi.
Pemerintah Kota Sukabumi sudah membuka gedung Pasar Pelita baru untuk aktivitas jual beli masyarakat. Beberapa pedagang sayuran, pakaian, sendal, sepatu, tas dan lain-lain terlihat sudah mengisi lapak di lantai basement dan lantai dasar.
Baca Juga:
Pemkot Jakarta Barat Juara 2 Kategori Inovasi Karya Kehumasan di Ajang AHJ 2024
Meski sudah diaktivasi, nampaknya pemerintah masih memiliki PR untuk mengoptimalkan pasar ini. Pasalnya, pedagang mengeluhkan kondisi pengunjung yang masih sepi.
"Ada lah 10 hari mah (buka kios di Pasar Pelita). Penjualan ada aja tapi termasuk masih sepi jauh dari harapan," kata Rizal, salah satu pedagang sepatu di Pasar Pelita, Kota Sukabumi, Sabtu (12/3/2022).
Sebelum berjualan di gedung baru ini, Rizal menjual barang dagangannya di Jalan Stasiun Timur atau Pasar Pelita lama. Kemudian dia memutuskan untuk pindah dan mengisi salah satu kios di lantai dasar.
Baca Juga:
Upaya Turunkan Tingkat Pengangguran, Pemkot Bekasi Buka Job Fair II 2024
"Saya nggak bisa bilang DP (down payment) berapa karena saya termasuk korban yang pertama. Intinya masyarakat harus tahu kalau Pasar Pelita sudah dibuka," kata Rizal saat ditanyai perihal uang muka untuk mengisi toko tersebut.
Karena tingkat kunjungan pembeli masih sepi, ia membuka tokonya hanya sampai pukul 16.00 WIB. Dia bilang, jika sudah kembali normal kemungkinan akan dibuka hingga malam hari.
Kondisi serupa juga dirasakan oleh Enung (46) yang baru membuka toko kurang lebih tujuh hari. Dia mengakui, tokonya masih sepi pembeli. Padahal ia sudah mengeluarkan dana Rp 20 juta untuk membeli dua toko di dalam Pasar Pelita.
Sebelum menyewa kios atau los di bangunan baru Pasar Pelita, Enung berjualan di Pasar Pelita lama. Dia mengharapkan, seluruh kios yang ada di bangunan baru itu cepat terisi penuh.
"Sae na mah di lebet sadayana.(bagusnya semua penjual di dalam). Janten (jadi) ramai, mudah-mudahan saja," tuturnya.
Pada pertengahan Februari 2022 lalu, Pemkot Sukabumi sempat melakukan penertiban pedagang kaki lima di tujuh ruas jalan. Para PKL pun diminta untuk pindah ke dalam gedung Pasar Pelita yang baru.
Namun selang beberapa pekan, pedagang kaki lima ditemukan berjualan lagi setelah ditertibkan Satpol PP. Kebanyakan mereka menggelar lapaknya di siang hingga sore hari.
Pantauan di Jalan Kapten Harun Kabir, trotoar terlihat ditempati sejumlah pedagang. Rata-rata pedagang berjualan kebutuhan sehari-hari seperti kaos kaki, pakaian dalam, dan alat-alat makan.
Mereka menggunakan alat sederhana seperti terpal, meja berbahan kayu serta memasang tenda. Meski demikian, jumlah PKL yang berjualan di trotoar lebih sedikit jika dibandingkan sebelum penertiban.
Salah satu PKL, Asep (bukan nama sebenarnya) mengatakan, dia terpaksa harus membuka lapak lagi di trotoar. Alasannya karena harga kios atau los di gedung Pasar Pelita yang baru masih terlalu tinggi.
"Sudah 10 hari, saya inisiatif sendiri saja. Saya dan keluarga juga butuh makan, dituntut kebutuhan. Pagi buka tapi kalau sore diangkat lagi," kata Asep kepada detikJabar.
"Harganya terlalu tinggi. Sebelumnya dagang di jalan ini (Harun Kabir), banyak pedagang yang belum ambil pasar pelita termasuk saya, saya nggak masuk ya itu ga kejangkau (harganya)," ujarnya.
Terpisah, Team pengelola FAP bagian humas, Sonya Yuliana mengatakan, pasar baru itu terbagu dua gedung yakni blok A dan B dengan jumlah kios 1811 dan los 848. Saat ini, masih 30 persen pedagang yang sudah berjualan di sana.
"Baru sekitar 30 persen para pedagang yang sudah mulai berjualan, sisanya sebagian lagi mereka sedang melakukan renovasi kios atau los yang di sesuaikan dengan kebutuhan," katanya.
Pihaknya mencatat, dari total jumlah kios dan los, sudah terjual sebanyak 70 persen. Dia juga mengakui, belum banyak masyarakat yang mengetahui bahwa Pasar Pelita sudah beroperasi.
Sehingga, kata dia, sosialisasi kepada masyarakat menjadi sangat penting untuk keseimbangan ekonomi. "Memang untuk penjualan kita menghabiskan dulu basement dan lantai dasar, sedangkan lantai 1 dan 2 belum membuka penjualan," sambungnya.
Sekedar informasi, lantai basement Pasar Pelita digunakan untuk bahan makanan dan lantai satu untuk barang-barang seperti pakaian, kerudung, pernah-pernik dan lain-lain. Sementara itu, rencananya untuk lantai 2 akan digunakan untuk bioskop dan Food court.
Fasilitas lain seperti eskalator dan lift terlihat sudah terpasang meski belum dapat digunakan. Dinas Perhubungan pun mulai melakukan manajemen rekayasa (manrek) untuk mengubah rute angkutan kota (angkot) agar menjangkau Pasar Pelita.[kaf]