Menurut Sri, selain dari menu makanannya, suasana perkebunan sawit yang membentang di perbatasan antara Kabupaten Subang dan Kabupaten Purwakarta tersebut membuat sensasi makan menjadi lebih berbeda.
"Di sini udaranya sangat enak ditambah sejuk dan juga seger, saya memang sengaja datang buat makan di sini, ini bukan kali pertama saya makannya sudah sering," katanya.
Baca Juga:
Jalan Penghubung Surian-Subang Terendam Air, TNI Polri Bantu Warga Menyebrang dengan Perahu Karet
Sementara itu, pemilik Rumah Makan Seeng Subang, Lutfi mengungkapkan, perbedaan dengan rumah makan yang lain jelas ada. Selain berbeda cara masak, nuasannya dari lokasinya tersebut pun menjadi keunggulan sendiri.
"Kalau saya memang masih mengikuti masak dari jaman dahulu, jadi tidak menggunakan alat-alat modern jaman sekarang, saya masih menggunakan tungku buat masak nasi liwetnya," tutur Lutfi.
"Kalau pakai alat masak nasi kayak mejikom mungkin bisa menghabiskan waktu kurang lebih satu jam, tapi kalau menggunakan tungku seeng ini saya jamin tidak selama itu," kata Lutfi menambahkan.
Baca Juga:
Kecelakaan Maut di Tol Cipali Subang, Satu Tewas Dua Luka-Luka
Untuk dapat makan di Saung Seeng Subang ini harganya pun cukup relatif murah. Detikers hanya perlu mengeluarkan kocek Rp. 20 ribu per satu porsi. Sementara untuk paket keluarga hanya merogoh kocek sekitar Rp. 50 ribu. [tsy]