Menurut Sri, selain dari menu makanannya, suasana perkebunan sawit yang membentang di perbatasan antara Kabupaten Subang dan Kabupaten Purwakarta tersebut membuat sensasi makan menjadi lebih berbeda.
"Di sini udaranya sangat enak ditambah sejuk dan juga seger, saya memang sengaja datang buat makan di sini, ini bukan kali pertama saya makannya sudah sering," katanya.
Baca Juga:
Didikan Militer untuk Pelajar: Pemprov Jabar Latih 50 Siswa Subang di Lanud Sdm
Sementara itu, pemilik Rumah Makan Seeng Subang, Lutfi mengungkapkan, perbedaan dengan rumah makan yang lain jelas ada. Selain berbeda cara masak, nuasannya dari lokasinya tersebut pun menjadi keunggulan sendiri.
"Kalau saya memang masih mengikuti masak dari jaman dahulu, jadi tidak menggunakan alat-alat modern jaman sekarang, saya masih menggunakan tungku buat masak nasi liwetnya," tutur Lutfi.
"Kalau pakai alat masak nasi kayak mejikom mungkin bisa menghabiskan waktu kurang lebih satu jam, tapi kalau menggunakan tungku seeng ini saya jamin tidak selama itu," kata Lutfi menambahkan.
Baca Juga:
Komitmen Pemkab Subang Libatkan Perempuan, Anak dan Disabilitas di Sektor Pembangunan
Untuk dapat makan di Saung Seeng Subang ini harganya pun cukup relatif murah. Detikers hanya perlu mengeluarkan kocek Rp. 20 ribu per satu porsi. Sementara untuk paket keluarga hanya merogoh kocek sekitar Rp. 50 ribu. [tsy]