"Saya mengapresiasi camat, lurah, dan semua unsur kewilayahan. Meski penerapan KBS berbeda di setiap wilayah, ini sudah terstruktur dan semakin baik," ujar Koswara.
Ia menambahkan, camat dan lurah terus memperkuat kebijakan yang sama untuk mempercepat adopsi KBS di seluruh wilayah.
Baca Juga:
Pemkot Jogja Terapkan Desentralisasi Sampah Mulai Maret, Legislatif Minta Pengawasan Ketat
Koswara menegaskan bahwa KBS memerlukan komitmen yang kuat dan berkelanjutan agar penanganan sampah di wilayah dapat terlaksana dengan baik dan menyelesaikan masalah di sumbernya.
Ia juga menyebutkan bahwa berbagai pola pendekatan diterapkan di setiap wilayah, mulai dari edukasi door-to-door, pembentukan kader, hingga pelaksanaan di masing-masing lokasi.
“Kehadiran KBS memberikan dampak signifikan dalam penanganan sampah. Kami berupaya agar jumlahnya terus meningkat,” tambahnya.
Baca Juga:
DLH Klaten Siapkan Roadmap Penanganan Sampah dari Hulu ke Hilir 2026
Koswara juga mendorong agar klaster-klaster lain, seperti pendidikan, kesehatan, pusat perbelanjaan, perkantoran, UMKM, fasilitas perhubungan, tempat ibadah, dan taman kota, turut terlibat lebih aktif dalam penanganan sampah.
Wali Kota Bandung Terpilih, M. Farhan, yang juga hadir dalam rapat, berharap jumlah RW KBS di Kota Bandung terus bertambah.
"Kami menargetkan 500 RW KBS sebagai indikator keterlibatan masyarakat. Harapan kami, menjelang bulan Ramadan, akan ada banyak kampung bersih yang bisa menjadi contoh," katanya.