Jabar.WAHANANEWS.CO - Pada Maret 2025, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menargetkan 500 RW Kawasan Bebas Sampah (KBS) sebagai bagian dari upaya serius untuk mengatasi permasalahan sampah di kota tersebut.
Kawasan Bebas Sampah ini merupakan bagian dari klaster kawasan perumahan dan permukiman.
Baca Juga:
Pemkot Jogja Terapkan Desentralisasi Sampah Mulai Maret, Legislatif Minta Pengawasan Ketat
Hingga Januari 2025, tercatat sebanyak 414 RW telah menjadi KBS, sementara 41 RW lainnya sedang dalam proses pengajuan dan verifikasi.
KBS adalah kawasan yang sistem pengelolaan sampahnya dijalankan secara mandiri oleh masyarakat, dengan perencanaan, pengelolaan, dan pendanaannya dikelola oleh kelompok warga setempat, dengan dukungan dari Pemkot Bandung.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Dudy Prayudi, mengungkapkan bahwa rata-rata ritasi harian ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti pada periode 17 hingga 22 Januari 2025 adalah 136,08 rit/hari.
Baca Juga:
DLH Klaten Siapkan Roadmap Penanganan Sampah dari Hulu ke Hilir 2026
"Kami merencanakan peningkatan jumlah KBS. Berdasarkan arahan Wali Kota terpilih, dari 414 RW yang sudah menjadi KBS, kami targetkan mencapai 500 KBS pada Maret 2025.
Ini adalah tantangan besar untuk meningkatkan RW yang belum KBS menjadi KBS," ungkap Dudy dalam Rapat Evaluasi Satgas Penanganan Sampah Terpadu di Grandia Hotel, Jumat (24/1/2025).
Penjabat Wali Kota Bandung, A. Koswara, memberikan apresiasi kepada camat dan lurah yang telah berperan aktif dalam mengatasi masalah sampah di wilayahnya.
"Saya mengapresiasi camat, lurah, dan semua unsur kewilayahan. Meski penerapan KBS berbeda di setiap wilayah, ini sudah terstruktur dan semakin baik," ujar Koswara.
Ia menambahkan, camat dan lurah terus memperkuat kebijakan yang sama untuk mempercepat adopsi KBS di seluruh wilayah.
Koswara menegaskan bahwa KBS memerlukan komitmen yang kuat dan berkelanjutan agar penanganan sampah di wilayah dapat terlaksana dengan baik dan menyelesaikan masalah di sumbernya.
Ia juga menyebutkan bahwa berbagai pola pendekatan diterapkan di setiap wilayah, mulai dari edukasi door-to-door, pembentukan kader, hingga pelaksanaan di masing-masing lokasi.
“Kehadiran KBS memberikan dampak signifikan dalam penanganan sampah. Kami berupaya agar jumlahnya terus meningkat,” tambahnya.
Koswara juga mendorong agar klaster-klaster lain, seperti pendidikan, kesehatan, pusat perbelanjaan, perkantoran, UMKM, fasilitas perhubungan, tempat ibadah, dan taman kota, turut terlibat lebih aktif dalam penanganan sampah.
Wali Kota Bandung Terpilih, M. Farhan, yang juga hadir dalam rapat, berharap jumlah RW KBS di Kota Bandung terus bertambah.
"Kami menargetkan 500 RW KBS sebagai indikator keterlibatan masyarakat. Harapan kami, menjelang bulan Ramadan, akan ada banyak kampung bersih yang bisa menjadi contoh," katanya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]