“Selain panic buying, itu ada beberapa agen yang membeli banyak, ini konyol. Seharusnya distributor pemerintah ke pedagang eceran untuk potong mata rantai. Tapi ada distributor tersendiri menyalurkan kepada agen,”
seharusnya distributor yang bekerjasama dengan pemerintah langsung menyalurkan ke pedagang eceran, untuk memotong mata rantai. Tapi ada distributor tersendiri menyalurkan kepada agen, sehingga agen yang punya kemampuan banyak membeli minyak goreng menahan barang.
Baca Juga:
Pebalap Depok Bikin Merah Mutih Berkibar di Mandalika
Jadi saat pemerintah menurunkan minyak goreng dengan harga terjangkau, agen tidak menyuplai minyak sampai minyak goreng dengan harga terjangkau habis di pasaran. “Nah nanti kalau minyak sudah habis dipasaran baru agen akan menurunkan minyaknya dengan harga tinggi. Seharunya satgas pangan yang lakukan ini,”
Ia memastikan, dengan adanya ini dapat dibilang harus di kirim berkala biar selalu ada di pedagang eceran sesuai harga pemerintah. Agar agen yang mematok harga mahal tidak punya ruang gerak.
Tapi memang, pihaknya tidak punya kewengan lebih kepada agen yang mejadi rantai permasalahnyanya. Namun dipastikannya sudah melaporkan ke intel Polres Metro Depok.
Baca Juga:
Lebih Dekat dengan Lurah Pancoranmas, Mohammad Soleh: Dari Gowes, Sambangi Warga Bantaran Kali
“Yang jelas, pengajuan selain dari Bulog, juga mengajukan permohonan langsung ke Distributor, dengan tembusan disperindag Propinsi dan Kemendag,”.
(JU)