"Harapan saya, bantu-lah produsen kecil, perajin tahu tempe, kan, produsen kecil. Turunkan lagi harga kedelainya gitu," ujarnya.
Diungkap Adis, imbas naiknya harga kedelai, bandar (distributor) tahu tempe di Purwakarta saat ini juga sudah banyak yang tutup.
Baca Juga:
Eks Menlu RI Retno Marsudi Diangkat jadi Dewan Direksi Perusahaan Energi Singapura
"Sekarang ini kan bandar juga pada mengeluh, tutup, kan, enggak pada jualan lagi, selama pandemi naiknya hampir Rp 4.500, awalnya harga kedelai cuma Rp 7 ribu per kilogram," ucapnya.
Akibat naiknya harga kedelai, pedagang tempe dan tahu di Purwakarta juga tutup sementara, bahkan banyak pembeli kelimpungan mencari tahu dan tempe.
Nurwati (50) seorang ibu rumah tangga asal Purwakarta mengatakan, tempe dan tahu merupakan komoditi yang selalu dibelinya hampir setiap hari.
"Biasanya ada jualan di sini, katanya enggak jualan dulu. Lagi pada demo sampai 3 hari karena harga kedelai lagi mahal," ujar Nurwati ketika diwawancara di Pasar Rebo Kabupaten Purwakarta, Selasa (22/2/2022).
Baca Juga:
Buka Kejuaraan Nasional Renang Antar Klub Se-Indonesia, Wamenpora Harap Dapat Lahirkan Atlet Berprestasi
Kata Nurwati, selama hari Senin sampai Rabu tidak bisa memasak tempe maupun tahu.
Ia juga berkeliling Pasar Rebo mencari tahu atau tempe, namun hasilnya nihil.
"Saya keliling di sini enggak ada, di depan enggak ada. Di belakang juga enggak ada," ujarnya.