WahanaNews-Purwakarta | Sejak Senin (21/2/2022), produsen tahu dan tempe di Purwakarta mogok produksi akibat harga kedelai yang terus-menerus alami kenaikan.
Produsen tahu dan tempe asal Pasar Rebo Purwakarta Adis mengatakan, imbas naiknya harga kedelai, ia merumahkan delapan orang pekerjanya.
Baca Juga:
Eks Menlu RI Retno Marsudi Diangkat jadi Dewan Direksi Perusahaan Energi Singapura
"Mulai hari Senin sampai hari Rabu libur, kata teman-teman mogok semua," ujar Adis ketika diwawancara di tempat produksinya, Selasa (22/1/2022).
Tak hanya mogok produksi, Adis terpaksa merumahkan delapan orang pekerjanya selama mogok produksi.
"Saya enggak tahu pasti yang lain mogok juga atau enggak, biasanya paguyuban ada rapat dulu sebelum mogok. Cuma hari Senin sampai Rabu ini katanya dari pusat, intruksi dari Jakarta," ungkapnya.
Baca Juga:
Buka Kejuaraan Nasional Renang Antar Klub Se-Indonesia, Wamenpora Harap Dapat Lahirkan Atlet Berprestasi
Dijelaskan Adis, harga kedelai yang saat ini mencapai Rp 11.500 per kilogram dinilai tak mampu menutupi biaya produksi.
"Harganya Rp 1.150.000 satu kuintal, enggak ketutup biaya produksi," kata dia.
Dengan naiknya harga kedelai, ia meminta pemerintah membantu menurunkan harga kedelai.
"Harapan saya, bantu-lah produsen kecil, perajin tahu tempe, kan, produsen kecil. Turunkan lagi harga kedelainya gitu," ujarnya.
Diungkap Adis, imbas naiknya harga kedelai, bandar (distributor) tahu tempe di Purwakarta saat ini juga sudah banyak yang tutup.
"Sekarang ini kan bandar juga pada mengeluh, tutup, kan, enggak pada jualan lagi, selama pandemi naiknya hampir Rp 4.500, awalnya harga kedelai cuma Rp 7 ribu per kilogram," ucapnya.
Akibat naiknya harga kedelai, pedagang tempe dan tahu di Purwakarta juga tutup sementara, bahkan banyak pembeli kelimpungan mencari tahu dan tempe.
Nurwati (50) seorang ibu rumah tangga asal Purwakarta mengatakan, tempe dan tahu merupakan komoditi yang selalu dibelinya hampir setiap hari.
"Biasanya ada jualan di sini, katanya enggak jualan dulu. Lagi pada demo sampai 3 hari karena harga kedelai lagi mahal," ujar Nurwati ketika diwawancara di Pasar Rebo Kabupaten Purwakarta, Selasa (22/2/2022).
Kata Nurwati, selama hari Senin sampai Rabu tidak bisa memasak tempe maupun tahu.
Ia juga berkeliling Pasar Rebo mencari tahu atau tempe, namun hasilnya nihil.
"Saya keliling di sini enggak ada, di depan enggak ada. Di belakang juga enggak ada," ujarnya.
Imbas langkanya tahu dan tempe, Nurwati berharap pemerintah bisa menurunkan harga kedelai.
"Pengennya ya turun, katanya harga kedelai mahal. Tapi kan enggak bisa, katanya mau naik lagi, jadi harus didemo dulu biar turun," ucapnya.[kaf]