WahanaNews-Jatinangor | Kawasan eks perkebunan teh Cisoka-Margawindu, Kabupaten Sumedang merupakan salah satu hulu bagi sungai Cihonje yang mengalami banjir bandang beberapa waktu lalu diduga telah menjadi tempat bangunan liar (bangli).
Sekadar diketahui, daerah aliran sungai (DAS) Cipancar berasal dari tiga hulu aliran sungai yang ketiganya bermuara ke aliran sungai Cihonje.
Baca Juga:
Dua Kecamatan ‘Clear’ Rekapitulasi, Ketua KPU Kota Bekasi Klaim Pleno Terbuka Kondusif
Pertama Sungai Citengah dan Sungai Citundun yang berhulu di Wilayah Kecamatan Cimanggung atau tepatnya di sekitaran Cigumentong.
Kemudian Sungai Cihonje yang berhulu di Kawasan Margawindu, Cigorobog dan Cisoka.
Kepala Bidang Penegakan Perundang-undangan Daerah pada Satpol PP Sumedang Yan Mahal Rizal menyebutkan, berdasarkan data dari Kantor Desa Citengah, jumlah bangunan yang berdiri di kawasan eks perkebunan Cisoka-Margawindu ada sekitar 47 bangunan dengan klasifikasi dari mulai bangunan permanen seperti bangunan vila hingga bangunan sederhana.
Baca Juga:
Mulai Minggu Ini, Deretan Film Blockbuster Big Movies Platinum GTV Siap Temani Akhir Tahunmu!
Saat ini, sambung dia, bangunan tersebut sedang didata ulang untuk memastikan terkait jumlah bangunan, pemeriksaan izin bangunan dan kepemilikan.
"Pendataan ulang saat ini masih berlangsung tapi memang belum optimal lantaran banyak bangunan yang tutup saat ini dan ada dari sebagian pemiliknya sedang dipanggil oleh Polres Sumedang (pasca banjir bandang)," ujarnya saat dihubungi wartawan, Senin (10/5/2022) malam.
Sementara itu, Sekretaris Satpol PP Kabupaten Sumedang Deni Hanafiah menyebut bangunan liar disinyalir banyak terdapat di kawasan eks perkebunan teh Cisoka-Margawindu.