Terpisah, Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin menjelaskan, angin kencang tersebut disebabkan oleh sistem awan konvektif. Mimin melanjutkan, awan konvektif seperti jenis Cumolonimbus (Cb) terpantau bergerak dari wilayah barat Banten menuju arah timur wilayah Jabodetabek.
Tak hanya angin kencang, awan berdimensi memanjang dari utara ke selatan tersebut juga membawa hujan. “Keberadaan sistem awan konvektif yang bergerak dari arah barat tersebut, selain menimbulkan hembusan angin yang cukup kencang, juga menyebabkan terjadinya hujan di wilayah Banten dan Jabodetabek,”
Baca Juga:
Pebalap Depok Bikin Merah Mutih Berkibar di Mandalika
Hujan yang dibawa hujan tersebut, jelas Miming, berintensitas beragam dari ringan hingga lebat dan berdurasi singkat. Pihaknya meminta agar masyarakat terus waspada setidaknya hingga April terkait angin kencang ini. Selain itu, ada pula ancaman hujan es yang menanti.
“Hingga April, mendatang kewaspadaan untuk kejadian angin kencang, hujan lebat durasi singkat, termasuk juga puting beliung dan hujan es masih harus diwaspadai,”
Pasalnya, pada April mendatang, sebagian wilayah Indonesia memasuki periode peralihan musim penghujan ke kemarau.
Baca Juga:
Lebih Dekat dengan Lurah Pancoranmas, Mohammad Soleh: Dari Gowes, Sambangi Warga Bantaran Kali
(JU)