Politis partai Gerindra tersebut menambahkan, pencemaran aliran sungai Cileungsi sudah lama dan berulang terjadi.
Kondisi ini, kata dia, sangat mengkhawatirkan dan berpotensi mengganggu kesehatan warga sekitar.
Baca Juga:
Kronologi Seorang Remaja Hanyut Setelah Selamatkan Temannya di Sungai Cileungsi
"Kami kesal dan sedih, karena lingkungan jadi rusak, warga sekitar jadi sakit, pusing dan muntah-muntah," ujarnya.
Tuty menilai, pencemaran bersumber dari puluhan pabrik yang membuang limbahnya ke aliran Sungai Cileungsi, karena instalasi pengolahan limbahnya (IPAL) tidak bekerja maksimal atau bahkan limbahnya langsung dibuang ke sungai.
"Ini yang jadi pangkal musabab pencemaran. Beberapa kali penyegelan dilakukan tetapi pencemaran berulang. Karena itu perlu pengawasan berkala yang ketat," tegasnya.
Baca Juga:
Peringati Hari Ozon Sedunia, DLH Kabupaten Bogor Bersama PPLI Tanam 5.000 Bibit Pohon Buah di Bantaran Sungai Cileungsi, Klapanunggal
Pada 2018, lanjut Tuty, masalah pencemaran Sungai Cileungsi sudah dibawa ke tingkat nasional oleh Fadli Zon, anggota DPR RI dapil Kabupaten Bogor yang waktu itu menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI.
Bahkan, Kementerian Lingkungan Hidup turun langsung serius oleh melakukan penyegelan enam pabrik yang ketahuan buang limbah ke sungai tersebut. Pencemaran pun berkurang.
"Namun ini selalu berulang kembali, seperti episode drama tidak berujung. Sepertinya tidak ada jeranya," keluhnya.