Jabar.WahanaNews.co - Praktisi lingkungan sekaligus tokoh budaya, Dadang Hermawan turut menyoroti buruknya sistem tata ruang yang terjadi di Kota Bandung.
Dadang menyampaikan, sejak tahun 2002, Pemerintah Kota (Pemkot) dinilai salah langkah dalam menentukan dan mengambil keputusan dalam penataan ruang Kota Bandung.
Baca Juga:
Inovasi Bangun Nusantara, LLDIKTI Wilayah IV Punya Program Perguruan Tinggi Membangun Desa
"Sejak 2002, Pemerintah Kota itu 'chaos' secara kebijakan tata ruang dan justru jadi tata uang. sejak itu warga Bandung sedang menuju rungkad, dan 2024 sedang menikmati ke rungkadannya," kata Dadang, dikutip Rabu (24/1/2024).
Menurut Dadang, saat ini Kota Bandung dinilai sudah mendekati pendangkalan tanah.
"Sekarang hanya nunggu sesar dangkal Kota Bandung. Kalau kata Om Yesmil mah Bandung teh Kota patalogis karena diperlakukan secara berbeda dan membuat malu," ujarnya.
Baca Juga:
Dinilai Semrawut, Sejumlah Praktisi Lingkungan Kritik Keras Tata Ruang Kota Bandung
Bahkan secara Ekologis, kata Dadang, Kota Bandung saat ini dinilai ambruk alias rungkad.
"Seperti yang saya bilang tadi, sekarang itu tinggal menunggu sampai ke sesar dangkalnya, itu 'kan ngeri," tegasnya.
Lebih lanjut kata Dadang, yang terjadi saat ini, semakin berkurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) sehingga menyebabkan banjir.
"Lihat saja, ruang hijau makin habis, RTH gak bertambah, banjir luapan semakin luas. Belum lagi tumpukan sampah dimana-mana, macet, udara tidak layak hirup, kan parah," bebernya.
Dadang Hermawan pun meminta seluruh pihak, untuk mengecek tata kelola perubahan Kota dari masa ke masa.
"Boleh di cek di goole realtime, terlihat jelas perubahan Kota ini, dan perubahan tersebut sangat sistematis. Yang parahnya lagi perencanaan Kota itu tergantung pengusaha," pungkasnya.
[Redaktur: Mega Puspita]