WahanaNews-Jabar | Direktur Distribusi PLN Adi Priyanto mengungkapkan, Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp 10 triliun akan digunakan untuk mengaliri listrik daerah terdepan, terluar, dan tertinggal atau 3T.
“Kami di PLN, PMN itu digunakan untuk melistriki saudara-saudara kita yang ada di daerah 3T untuk memenuhi keadilan sosial mendapatkan jaringan listrik, dan akses listrik yang sama,” ujar Adi di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (29/9/2022).
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Adi mengatakan, per Juli 2022 rasio elektrifikasi PLN sebesar 97,4 persen. Beberapa daerah yang memiliki ratio elektrifikasi rendah termasuk Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, NTT, dan Sumatera. Sementara itu, di Bali, hingga DKI Jakarta sudah 100 persen.
“Artinya kita memanfaatkan PMN ini untuk melistriki saudara-saudara kita yang terpencil itu,” lanjut dia.
Adi mengungkapkan, dengan dana PMN itu pihaknya akan memanfaatkan sumber daya lokal untuk prioritas pembangunan jaringan listrik. Termasuk, transmisi gardu induk hingga ke rumah-rumah penduduk.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
“Kita akan menarik transmisi listrik dan membangun gardu induk di sana menggunakan jalur-jalur distribusi sampai ke rumah-rumah. Untuk membangun transmisi dan gardu induk itu kita juga gunakan PMN, dan kita sambung ke pelanggan pemasangan tegangan rendah,” lanjut dia.
Adi mengatakan, pemasangan listrik di daerah 3T memang cukup mahal.
Hal ini karena daerah-daerah tersebut memiliki jalur yang sulit dilalui, sehingga kerja sama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat sangat dibutuhkan.