"Gak ngaruh apa-apa sih kalau bagi saya. Malah tetap pusing juga dengan harga-harga yang naik. Apalagi minyak goreng," tuturnya.
Nasib serupa juga dirasakan oleh Rizal Reinden (45), seorang buruh garmen asal Bogor, Jawa Barat. Rizal menuturkan, kebanyakan buruh Garmen di Bogor masih belum mendapatkan gaji seperti sedia kala.
Baca Juga:
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kaltara Bagikan 1675 Paket Bahan Pokok
Rizal misalnya. Usai mendapatkan potongan gaji sebesar Rp400.000 ketika pandemi Covid-19, kenaikan upah yang ia rasakan saat ini hanya sebesar Rp200.000 saja. Sehingga, untuk gaji normal pun masih belum ia dapatkan sampai sekarang.
"Gaji normal itu dulu di UMP sekitar 4,2 juta, ketika Covid-19 lagi tinggi, dipotong 10 persen. Sekarang baru naik jadi 4 juta, jadi belom balik," jelasnya.
Meski begitu, Rizal mengatakan, untuk pembayaran THR pada lebaran kali ini sudah jauh lebih baik ketimbang sebelumnya.
Baca Juga:
Puncak May Day, Plt Wali Kota Bekasi Tekankan Pekerja Harus Terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan
"Cuma THR doang yang sudah normal. Dibayar full satu kali gaji tanpa dicicil dan sebelum lebaran," jelasnya semringah.
Ia kini masih pusing memutar otak agar pendapatannya itu dapat mencukupi harga-harga kebutuhan pokok yang saat ini sedang menggila. Harapannya pemerintah hanya satu: kestabilan harga barang pokok sehingga para pekerja seperti dirinya bisa turut mengklaim perekonomian membaik.
"Untung saja THR udah normal. Kayak gini aja masih pusing mau lebaran, apalagi kalau masih dicicil," tuturnya.