"Sejauh ini yang saya tahu, perhatian serius belum ada ya. Harusnya pemerintah provinsi dan daerah bisa lebih peduli pada kami para penjaga dan pelestari seni budaya," ucapnya.
"Kami sering tampil disini (monumen Covid-19) dan di kawasan jalan Dalem Kaum tapi ya gitu yang nonton hanya masyarakat," imbuhnya.
Baca Juga:
Bandung Dirikan 30 Sentra Kuliner di Tiap Kecamatan, Dorong Warga Jadi Pengusaha
Sementara itu, pimpinan padepokan Jawara Sunda, Heri Indrayana yang akrab disapa Ki Heri menambahkan, untuk menumbuhkan kecintaan terhadap seni budaya sunda harus diawali menyaksikan terlebih dulu.
"Ketika ingin _ngamumule_ (melestarikan) seni budaya sunda, kita harus awali dengan menonton dulu. Nah dari situ akan muncul kecintaan dan kepedulian terhadap seni budaya sunda," ujarnya.
Sehingga, kata Heri, warga masyarakat tak hanya terhibur tetapi juga mendapat banyak pelajaran dari seni budaya.
Baca Juga:
KAI Commuter: Tiket Commuter Line Lokal Harus Sesuai Identitas Diri Penumpang
"Seni budaya ini bukan hanya soal hiburan tapi juga banyak pembelajaran dan filosofis kuat yang terkandung di dalamnya. Seperti seni debus, reak, celempung dan lain-lain itu sarat akan makna mendalam," kata dia.
Para pelaku seni budaya berharap, warisan turun temurun ini bisa tetap terjaga dan dilestarikan dengan baik oleh semua kalangan.
"Ya kami minta harap tentunya apa yang kami lakukan ini bisa bermanfaat dalam menjaga seni budaya yang menjadi wajah dan karakteristik masyarakat Jawa Barat," katanya.