"Memang tidak ada kesepakatan dari Tuti, karena sudah bukan lagi warga Jayaraksa, sudah pindah ke Banjaranyar. Tapi kalau Tuti masih orang Jayaraksa tidak akan dipindahkan," ungkapnya.
Selain itu, lanjut Aan, kartu tersebut digesek di Jayaraksa karena pin juga ada di kartu. Jika tidak dialihkan dan setiap bulan Tuti membawa beras ke Jayaraksa, hal itu akan menjadi polemik.
Baca Juga:
Ketum DP Serahkan Bansos Untuk Masyarakat Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di NTT
"Apalagi di Jayaraksa banyak warga yang belum menerima bantuan. Atas dasar itu saya membela warga Jayaraksa karena, saya kasih ke Jubaedah karena Tuti bukan orang sini," tandasnya.
Sementara itu, soal bantuan yang tidak diterima Tuti, menurut Aan, sudah diikhlaskan. Sedangkan untuk bantuan dari kantor Pos, sudah diterima oleh Tuti.
Kini, KKS milik Tuti sudah dikembalikan. "Jadi desa tinggal bikin pernyataan, (Tuti) bukan dari Jayaraksa, bahkan dicek SiKS-NG tahun 2021 Tuti sudah hilang dari SiKS-NG nya," paparnya.
Baca Juga:
Dinsos Kotim Hentikan Sementara Penyaluran Bansos Hingga Pilkada 2024 Usai
Terkait bantuan yang tetap cair, Aan pun mengaku heran kenapa dari pihak bank dicairkan terus. Pasalnya, banyak orang Jayaraksa yang tidak cair. "Kenapa Tuti yang beda alamat malah dicairkan oleh bank," herannya.
Terpisah, Penanggung Jawab Government Projek Bank Mandiri Ciamis Rudi Irwanto saat diminta konfirmasinya enggan memberikan jawaban.
Namun ia memastikan setiap penyaluran ada administrasi KPM yang bersangkutan.