CIAMIS, WahanaNews.co | Tuti, salah seorang warga Ciamis mengaku kecewa dan heran karena Kartu Kartu Kesejahteraan Sosial (KKS) miliknya berpindah tangan kepada orang lain tanpa sepengetahuannya.
Diketahui, Tuti merupakan warga Dusun Pasirgintung, Desa Jayaraksa, Kecamatan Cimaragas Kabupaten Ciamis. Namun, sejak 2019, ia pindah ke Kecamatan Banjaranyar.
Baca Juga:
Ketum DP Serahkan Bansos Untuk Masyarakat Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di NTT
Ia awalnya tidak mengetahui bahwa telah mendapatkan KKS. Namun belakangan, ia mengetahui bahwa dirinya mendapatkan KKS, tapi bantuannya malah diterima orang lain.
Untuk mencari jawaban, pada Senin (6/6/2022) siang, Tuti pun mendatangai Bank Mandiri Ciamis. Ia ingin mempertanyakan kepada pihak Bank Mandiri, terkait kartunya (KKS) yang diberikan kepada orang lain dan siapa yang menerimanya.
"Namun pihak bank enggan memberikan data penerima bantuan atas nama dirinya tersebut," kata Tuti.
Baca Juga:
Dinsos Kotim Hentikan Sementara Penyaluran Bansos Hingga Pilkada 2024 Usai
Menurut Tuti, semua bantuan untuk dirinya selama 21 bulan diberikan kepada orang lain tanpa sepengetahuan dirinya.
Tuti mengaku dirinya merupakan warga asli Dusun Pasirgintung Desa Jayaraksa Kecamaran Cimaragas Kabupaten Ciamis. Namun pada tahun 2019 pindah ke Kampung Pongporang RT 14/4 Desa Sindangrasa Kecamatan Banjarayar Kabupaten Ciamis.
Selama pindah, ia mengaku tidak mengetahui mendapatkan KKS dan baru tahu pada pertengahan Mei tahun 2022 dari ibunya yang bernama Yeyet.
"Ibu saya bilang bahwa Jubaedah mendapat bantuan namun bukan atas nama dia melainkan bantuan atas nama saya. Makanya saya kaget, kok bisa?" ungkapnya.
Tuti pun merasa kecewa lantaran tak tahu menahu soal KKS ini. Menurutnya, kalau pun diberikan kepada orang lain, seharunya ia diberitahu terlebih dahulu. Karena, KKS tersebut atas nama dirinya.
"Saya merasa kecewa karena KKS bisa berpindah tangan dan selama 21 bulan digesek bantuan tersebut dibagikan kepada orang lain. Saya tidak pernah mendapat bantuannya baik berupa uang atau beras sekalipun, satu kilo juga tidak," jelasnya.
Meskipun begitu, Tuti mengaku saat ini KKS miliknya sudah dikembalikan oleh pihak RT setempat. Hanya bantuan yang sudah digesek selama 21 hari tidak dikembalikan sampai sekarang.
Kepala Desa Jayaraksa Hj Aan Kusmayanti saat dikonfirmasi terkait masalah ini menjelaskan bahwa Tuti memang merupakan warga Jayaraksa, tetapi telah pindah tahun 2019 ke Kecamatan Banjaranyar. Sementara KKS datang di tahun 2020.
Setelah kartu datang, lanjut Aan, pihak desa pun mengadakan kumpulan yang dihadiri kepala dusun, BPD dan aparat semuanya. Karena yang bersangkutan sudah pindah ke Banjaranyar, maka diputuskan KKS pun dialihkan ke warga lain yang juga kurang mampu.
"Banyak warga bilang katanya di dusun tersebut banyak yang tidak menerima (bantuan) sehingga meminta KKS milik Tuti dialihkan ke orang sini saja, karena Tuti sudah pindah setahun yang lalu, " jelasnya.
Akhirnya, lanjut Aan, KKS milik Tuti dialihkan ke Jubaedah yang merupakan tetangganya dan sama-sama warga kurang mampu.
"Memang tidak ada kesepakatan dari Tuti, karena sudah bukan lagi warga Jayaraksa, sudah pindah ke Banjaranyar. Tapi kalau Tuti masih orang Jayaraksa tidak akan dipindahkan," ungkapnya.
Selain itu, lanjut Aan, kartu tersebut digesek di Jayaraksa karena pin juga ada di kartu. Jika tidak dialihkan dan setiap bulan Tuti membawa beras ke Jayaraksa, hal itu akan menjadi polemik.
"Apalagi di Jayaraksa banyak warga yang belum menerima bantuan. Atas dasar itu saya membela warga Jayaraksa karena, saya kasih ke Jubaedah karena Tuti bukan orang sini," tandasnya.
Sementara itu, soal bantuan yang tidak diterima Tuti, menurut Aan, sudah diikhlaskan. Sedangkan untuk bantuan dari kantor Pos, sudah diterima oleh Tuti.
Kini, KKS milik Tuti sudah dikembalikan. "Jadi desa tinggal bikin pernyataan, (Tuti) bukan dari Jayaraksa, bahkan dicek SiKS-NG tahun 2021 Tuti sudah hilang dari SiKS-NG nya," paparnya.
Terkait bantuan yang tetap cair, Aan pun mengaku heran kenapa dari pihak bank dicairkan terus. Pasalnya, banyak orang Jayaraksa yang tidak cair. "Kenapa Tuti yang beda alamat malah dicairkan oleh bank," herannya.
Terpisah, Penanggung Jawab Government Projek Bank Mandiri Ciamis Rudi Irwanto saat diminta konfirmasinya enggan memberikan jawaban.
Namun ia memastikan setiap penyaluran ada administrasi KPM yang bersangkutan.
"Namun saya tidak bisa memberikan statement untuk dijadikan berita. Karena ada yang lebih berhak. Mohon maaf," tuntasnya. [tsy]