Selain mengurangi emisi karbon, energi baru terbarukan juga dapat menghasilkan potensi ekonomi yang sangat besar bagi Indonesia.
“Seiring bertambahnya permintaan terhadap Solar PV, Pertamina akan bekerja sama dengan Huawei untuk meningkatkan kapasitas dan efisiensi produksi, serta keandalan daya,” katanya.
Baca Juga:
Bye-bye TPA! Sampah Kota Bakal Diolah Jadi Energi Bersih
Senada, Wirawan, Direktur Operasional Pembangkitan Jawa-Bali yang berada di bawah PLN juga mengatakan bahwa PLN berambisi menjadi perusahaan listrik bersih dengan cara mengurangi setara dengan 900 juta ton karbon dioksida dalam bentuk total cost of ownership (TCO) pada tahun 2060.
“Pemilihan teknologi yang efisien dan dapat menghasilkan dampak maksimal, didukung dengan pengetahuan dan wawasan baru, merupakan salah satu komponen utama dari strategi kami untuk menjadi penyedia listrik yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Kami menantikan kolaborasi lebih lanjut dengan pengembang teknologi seperti Huawei yang dapat menawarkan solusi-solusi yang diperlukan Pembangkitan Jawa-Bali,” sebutnya.
Mengingat peran penting tenaga surya dalam pembangunan ekonomi hijau dan terbarukan, Andhika Prastawa, Ketua 2 Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) menilai bahwa peluang bagi pemain industri masih terbuka lebar.
Baca Juga:
Sampah Menumpuk? Kini Bisa Jadi Listrik! Begini Rencana Pemerintah
Ketertinggalan kapasitas sebesar 100 megawatt total daya yang dihasilkan dari tenaga surya dibandingkan dengan target 6 gigawatt pada tahun 2025 merupakan peluang usaha, sekaligus permasalahan yang perlu dipecahkan seluruh pemangku kepentingan.
“Padahal, tangkapan tenaga surya melalui Solar PV dapat diskalakan ke besaran gigawatt hanya dalam hitungan tahun. Ini juga akan membantu tercapainya target penggunaan energi terbarukan yang ditetapkan untuk 2025. Perlu kolaborasi antara pemerintah, PT. PLN, dan industri swasta nasional, termasuk Huawei sebagai penyedia teknologi, untuk memperluas pemanfaatan Solar PV di seluruh Indonesia, baik untuk ukuran rumah tangga maupun industri,” ia menambahkan.
Bramantya, General Manager Net Zero Hub, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) menjelaskan bahwa Net Zero Hub merupakan upaya nyata KADIN untuk mendorong sektor swasta agar turut menyukseskan komitmen net zero carbon nasional melalui pemanfaatan energi terbarukan.