"Coba ja kita lihat di media sosial sekarang, itu dalam perdebatan yang diserang orangnya, seperti dalam debat Capres itu kan yang diserang orangnya. Jadi kita katakan bahwa budi pekerti itu harus kita perhitungkan," ujarnya.
Menurut Rina yang juga merupakan pakar psikologi anak menjelaskan, budi pekerti berada pada urutan pertama dalam kehidupan sosial di masyarakat.
Baca Juga:
Wapres Berharap Pesantren di Indonesia Menjadi Inkubator yang Mencerdaskan Umat
"Sebetulnya ketika kita menjunjung tinggi budi pekerti, maka etika pun akan muncul dengan sendirinya," kata dia.
Para pendakwah dan Mubaligh ini, lanjut Rina adalah tombak dalam mengembalikan budi pekerti yang luhur.
"Makanya para pendakwah, para Mubaligh ini adalah tombak ke depan agar generasi kita penuh dengan budi pekerti yang baik," ujarnya.
Baca Juga:
Antusiasme Ribuan Warga Meriahkan Acara Puncak Saparan Apem Yaa Qowiyyu
Rina mengatakan, dirinya sedih melihat kondisi moral saat ini dimana rasa saling menghargai antar sesama sudah mulai hilang.
"Sedih ya, kita lihat kondisi saat ini. Oleh karena itu kita di Partai Gelora terus berkomitmen untuk selalu mendorong akhlak yang baik, beramal sholeh, dan mengedepankan budi pekerti baik untuk ditularkan ke yang lainnya," tuturnya.
"Alhamdulillah ya antusiasnya luar biasa sekali sampai lebih dari 300 Mubaligh hadir mengikuti konsolidasi ini," pungkas Rina.