Tim tanggap darurat profesional dan otoritas lokal menggunakan data nama Geografis RupaBumi, yang terdiri dari nama desa, wilayah administrasi, dan fasilitas umum, untuk mengevakuasi korban selama operasi pencarian dan penyelamatan.
Selain itu, data tersebut digunakan untuk mempercepat proses distribusi dan pelaporan logistik serta menganalisis secara spasial wilayah yang terkena dampak.
Baca Juga:
Komitmen Transparansi Tanpa Pungli, Kota Bandung Siap Sambut SPMB 2025
Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jabar kemudian mengekstraksi nama geografis yang mewakili ruang terbuka publik atau lapangan terbuka dari database SINAR untuk mengidentifikasi calon lokasi hunian darurat.
Pemda Provinsi Jabar dan Pemda Kabupaten Cianjur pun berkolaborasi membuat platform digital Pisodapur dan memanfaatkan data nama geografis untuk memenuhi kebutuhan logistik yang masif dan terukur.
Pisodapur berfungsi menyebarluaskan informasi kepada masyarakat tentang korban gempa, rumah rusak, daerah yang terkena dampak, berita terbaru terkait gempa, dan laporan donasi.
Baca Juga:
Soroti Longsor di Tambang Batu Kuda, Ono Surono: Kalau Ilegal Harus Tutup Permanen
Dokumen ilmiah berjudul “Toponym Usage in response to the earthquake disaster in Cianjur Regency”, yang disusun Pemda Provinsi Jabar itu mendapat perhatian panitia forum UNGEGN di New York untuk dibahas pada forum ilmiah tersebut yang akan dihadiri kurang lebih 100 negara anggota PBB.
Sebelumnya, Pemda Provinsi Jabar melalui Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah Jabar meraih penghargaan peringkat pertama dalam pengelolaan RupaBumi dari Badan Informasi Geospasial RI pada 2022.
Keaktifan Provinsi Jabar dan kolaborasi seluruh Pemda kab kota di Jabar dalam setiap kegiatan Penyelenggaraan Nama RupaBumi mengantarkan juga prestasi bagi Kabupaten/Kota di Jabar.