Jabar.WahanaNews.co - Direktur Eksekutif Indonesian Politics Research & Consulting Indra Purnama menilai, putusan Mahkamah Konstitusi akan memberikan perubahan terhadap konstelasi politik di Jawa Barat jelang Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2024.
Diketahui, putusan Mahkamah Konstitusi (MK) nomor 60/PUU-XXII/2024 yang menurunkan ambang batas pencalonan yang awalnya 20 persen menjadi 6,5 hingga 7,5 persen perolehan kursi DPRD provinsi di Pemilihan Legislatif 2024 dapat mengubah sejumlah kesepakatan yang telah dicapai partai politik.
Baca Juga:
MK Putuskan Libur 1 untuk 6 Hari dalam UU CiptaKerja Bertentangan dengan UUD
"Ya tentunya dengan putusan MK yang terbaru, akan ada perubahan konstelasi politik di Jawa Barat. Setidaknya ada dua partai yang berada di KIM (Koalisi Indonesia Maju) yang menghitung ulang untuk mengusung calonnya sendiri di Pemilihan Gubernur Jawa Barat, yaitu PKB dan PAN," ujar Indra Purnama dalam diskusi bertajuk Konstelasi Politik Jawa Barat Pasca Putusan MK di kawasan Jalan Merdeka, Kota Bandung, Senin (26/8/2024).
Indra menilai, Partai Amanat Nasional atau PAN memiliki figur Bima Arya yang sangat cocok untuk diusung sebagai calon Gubernur Jawa Barat. Termasuk PKB yang dipandang mempunyai tokoh-tokoh untuk memimpin Tatar Pasundan lima tahun kedepan.
"Ketertarikan figur dan partai tentu muncul minimal figur baru atau kader terbaik di Pilkada Jawa Barat 2024. Namun, ketika koalisi KIM Plus terpecah, maka partai pun akan berhitung ulang di waktu pendaftaran yang sempit, sehingga memungkinkan memilih bergabung dengan pasangan calon koalisi partai yang berpotensi memenangkan kontestasi, serta tentu faktor lain dari dinamika politik di Jawa Barat adalah anomali hasil pileg dan pilkada," beber Indra.
Baca Juga:
MK Kabulkan 70% Tuntutan Buruh, Serikat Pekerja Rayakan Kemenangan Bersejarah dalam Revisi UU Cipta Kerja
Dengan adanya putusan MK ini, lanjut Indra, dirinya memandang akan terjadi tiga hingga empat poros pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat. Karena dua partai politik pun sudah bisa mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur pada kontestasi pilkada 2024.
"Ya kalau sekarang kan sudah ada Gerindra dengan Golkar, kemudian PKS-NasDem. Kemungkinan besar PDI Perjuangan bersama PKB. Belum lagi partai-partai non parlemen yang akan mengusung calon alternatif. Jadi semuanya masih dinamis dan cair hingga saat ini," terangnya.
Pihaknya melihat peta politik setiap daerah di Jawa Barat berbeda. Semisal pantura lebih condong ke tokoh atau partai yang berspektrum nasionalis. Sementara, di Priangan Timur lebih cenderung ke keterikatan kelompok Islam bisa menjadi perhitungan partai.