"Setelah tadi wisata, kemudian edukasi berlanjut ke ekonomi bagi warga. Ibu-ibu atau kaum perempuan membuat menu makanan salah satu yang diunggulkan nasi liwetnya, itu juga salah satu pemberdayaan masyarakat, nanti ke depan mungkin ada oleh-oleh khas atau lainnya," ujar Dindin.
Untuk menikmati suasana Saung Porang, Dindin menyebut tidak memberikan tarif masuk khusus. Dengan uang Rp 2 ribu yang dikeluarkan, pengunjung mendapatkan cemilan yang diberikan pengelola.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
"Di sini ada kolam pembesaran ikan, ada kulah gupak, cuma Rp 3 ribu gupak sepuasnya tidak punya uang silahkan gratis. Ada juga Flying Fox hanya Rp 5 ribu dan dewasa Rp 10 ribu. Untuk nasi liwet dan nasi bakar libatkan juga ibu-ibu di lokasi ini kan secara ekonomi juga terangkat,'" kata dia.
Untuk lokasi Saung Porang Dindin mengaku masih dalam tahap komunikasi dengan pemilik lahan yakni PTPN VIII, Dindin menyebut pihaknya sudah mendapat rekomendasi lahan seluas 3 hektar untuk pemanfaatan di area tersebut.
"Alhamdulillah kalau dari Pak Bupati Sukabumi sudah memberikan rekomendasi lahan seluas 3 hektar untuk dimanfaatkan kelompok tani dan masyarakat nantinya 1 hektar wisata, 1 hektar untuk budidaya porang atau pertanian yang lain dan 1 hektar lagi perikanan. Harapan ke depan kita sudah menyelesaikan sebagaimana yang dianjurkan PTPN VIII, kita sejauh ini sudah berjuang sampai mendapat rekom dari bupati, meskipun skala kecil banyak perputaran secara ekonomi dirasakan masyarakat sini secara langsung," pungkasnya.
[kaf]