“Anehnya pasal 13 permenhut 62/2019 menjelaskan tanaman hutan berkayu, tanaman budidaya tahunan yang berkayu, dan tanaman jenis lainnya yang digunkaan untuk biofuel dan biomassa kayu itu boleh dijadikan tanaman HTI. Tetapi kenapa sawit tidak boleh. Jelas ini bentuk diskriminasi nasional,” tegas lulusan S-3 Universite Paul Sabatier Toulouse III, Perancis.
Keempat, kelapa sawit yang luasnya 16,3 juta tidak dihitung sebagai penyerapan gas rumah kaca. Prof Yanto menguraikan bahwa kelapa sawit ini juga melalui proses fotosintesa dan respirasi yang dapat menyerap emisi karbon.
Baca Juga:
GAPKI Desak Pembentukan Badan Sawit Nasional di Bawah Pemerintahan Prabowo
“Dari penelitian berbagai pakar bahwa laju fotosintesa kelapa sawit lebih tinggi daripada hutan tropikal. Karbon stok hutan alam tinggi karena usia tanamannya sudah berpuluh tahun. Tetapi kelapa sawit ini usianya hanya 25 tahun. Jika menghitung dari karbon stok tidak fair karena umurnya berbeda,” tegas Prof Yanto lagi.
Itu sebabnya, lebih fair menghitung penghematan emisi dari laju respirasi dan fotosintesa. Selain itu, biomassa kelapa sawit lebih tinggi dari tanaman lain.
Kelima, kelapa sawit yang ditanam di kawasan hutan dan selalu dituding sebagai deforestasi. Tetapi tuduhan ini tidak berlaku kepada tanaman lain seperti karet, akasia, dan aren.
Baca Juga:
Harga CPO Naik Signifikan, Dorong Pertumbuhan Ekspor Indonesia
Menurut Prof. Yanto, kontribusi kelapa sawit bagi deforestasi global sangat kecil dibandingkan kegiatan peternakan dan pertanian lainnya. Penyumbang deforestasi terbesar adalah peternakan sapi di Amerika Selatan 24,3% disusul kebakaran 17,3%, perluasan kebun kedelai 5,6%, perluasan lahan jagung 3,1%. Sedangkan kontribusi sawit sekitar 2,3% merujuk data European Commision (2013).
Di Indonesia, perkembangan kelapa sawit tidak linier dengan kegiatan deforestasi. Data ini telah dilansir dari Jean Marc Roda, Peneliti CIFOR.
Keenam, kelapa sawit selalu dituding sebagai penyebab penurunan keanekaragaman hayati. Namun, tudingan ini tidaklah tepat karena sawit dapat juga meningkatkan keanekaragaman hayati seperti populasi burung, insektisida.