"PMK memang ada tapi PMK dapat disembuhkan dan tidak menular atau berbahaya bagi manusia," ucap Syahrul.
Oleh karenanya, sambung dia, dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Adha beberapa bulan kedepan, terkait ketersediaan hewan ternak telah dipersiapkannya semaksimal mungkin.
Baca Juga:
Cegah Inflasi dan Jaga Daya Beli, Pemerintah Gulirkan Bantuan Beras untuk 18,2 Juta Penerima
"Kita berharap lokasi-lokasi yang terjangkit PMK langsung dilakukan lock down, ada tiga pembagian wilayah, ada yang merah, ada yang kuning ada yang hijau, wilayah hijau pun perlu kita intervensi, untuk yang kuning jika ada temuan langsung segera ditangani, tetapi untuk yang wilayah merah langsung dilakukan proses-proses dan protap yang ada," paparnya.
Dalam kesempatan itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dengan didampingi Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir menyampatkan diri meninjau ke lokasi kandang dimana terdapat dua ekor sapi yang terjangkit PMK. Bahkan, ia pun menyempatkan diri melakukan penyemprotan disinfektan ke sekitar lokasi kandang.
Berita sebelumnya, Dua dari 11 ekor sapi yang sakit di Dusun Cikeuyeup, Desa Cilayung, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang terkonfirmasi positif penyakit mulut dan kaki (PMK). Saat ini, sapi-sapi tersebut tengah diisolasi.
Baca Juga:
Mentan Amran Sebut Peran Polri Penting dalam Mengawal Serapan Gabah dan Swasembada Pangan
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Nandang Suparman, Selasa (17/5/2022) pagi.
"Kasus terkonfirmasi positif PMK 2 ekor sapi di Desa Cilayung, Kecamatan Jatinangor, Sumedang," ungkap Nandang.
Nandang menyebut, jumlah sapi yang sakit sendiri ada 11 ekor yang terlokalisir di 3 kandang di Dusun Cikeuyeup, Desa Cilayung. Sementara untuk jumlah total sapi di lokasi tersebut ada sebanyak 18 ekor sapi. . [jat]