WahanaNews-Jatinangor | Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan bahwa tingkat kesembuhan hewan ternak yang terjangkit penyakit mulut dan kaki (PMK) lebih tinggi daripada tingkat kematiannya. Begitu pun dengan tingkat penjualan bagi hewan ternak yang terpantau masih sangat tinggi.
"PMK memang ada tapi proses penyembuhannya sangat maksimal artinya tingkat kematian sangat sedikit dan proses penjualan (hewan ternak) masih luar biasa," ujar Syahrul saat meninjau 2 ekor sapi yang terkonfirmasi positif terjangkit PMK di Desa Cilayung, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, pada Rabu (18/5/2022).
Baca Juga:
Tegas! Mentan Amran Copot Jabatan Pegawai Kementan karena Korupsi
Syahrul menyebut, hal itu berdasarkan pengamatannya dari 48 Kabupaten/Kota di 16 Provinsi yang didapati ada temuan PMK pada hewan ternak.
Ia mengatakan, Kementerian Pertanian atau lebih khusus Dirjen Peternakan akan berupaya semaksimal mungkin dalam memantau, menangani serta mengantisipasi terhadap perkembangan wabah PMK ini.
Dari hasil pantauannnya di Kabupaten Sumedang sendiri, menurutnya, penanganan terhadap hewan ternak yang terjangkit PMK sudah dijalankan dengan baik. Dengan berbagai proses yang telah dijalankan menunjukan tingkat kesembuhan hewan ternak yang cukup tinggi.
Baca Juga:
Mentan Amran Ajak Petani Bone Revolusi Pertanian
"Kita lihat proses-proses ini berjalan, dengan intervensi obat-obatan antara lain vitamin, antibiotik dan obat-obatan lain termasuk herbal atau kearifan lokal yang dipakai di masing-masing daerah ternyata tingkat kesembuhannya sangat cepat dari masa inkubasi selama 14 hari," paparnya.
Tak Berbahaya Bagi Manusia
Ia pun menegaskan bahwa PMK dapat disembuhkan dan tidak menular atau berbahaya bagi manusia.
"PMK memang ada tapi PMK dapat disembuhkan dan tidak menular atau berbahaya bagi manusia," ucap Syahrul.
Oleh karenanya, sambung dia, dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Adha beberapa bulan kedepan, terkait ketersediaan hewan ternak telah dipersiapkannya semaksimal mungkin.
"Kita berharap lokasi-lokasi yang terjangkit PMK langsung dilakukan lock down, ada tiga pembagian wilayah, ada yang merah, ada yang kuning ada yang hijau, wilayah hijau pun perlu kita intervensi, untuk yang kuning jika ada temuan langsung segera ditangani, tetapi untuk yang wilayah merah langsung dilakukan proses-proses dan protap yang ada," paparnya.
Dalam kesempatan itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dengan didampingi Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir menyampatkan diri meninjau ke lokasi kandang dimana terdapat dua ekor sapi yang terjangkit PMK. Bahkan, ia pun menyempatkan diri melakukan penyemprotan disinfektan ke sekitar lokasi kandang.
Berita sebelumnya, Dua dari 11 ekor sapi yang sakit di Dusun Cikeuyeup, Desa Cilayung, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang terkonfirmasi positif penyakit mulut dan kaki (PMK). Saat ini, sapi-sapi tersebut tengah diisolasi.
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Nandang Suparman, Selasa (17/5/2022) pagi.
"Kasus terkonfirmasi positif PMK 2 ekor sapi di Desa Cilayung, Kecamatan Jatinangor, Sumedang," ungkap Nandang.
Nandang menyebut, jumlah sapi yang sakit sendiri ada 11 ekor yang terlokalisir di 3 kandang di Dusun Cikeuyeup, Desa Cilayung. Sementara untuk jumlah total sapi di lokasi tersebut ada sebanyak 18 ekor sapi. . [jat]