Direktur Mega Proyek dan EBT PT PLN (Persero) Wiluyo Kusdwiharto mengatakan kesepakatan ini punya arti penting bagi kedua belah pihak.
Menurutnya, inisiasi PJB bekerja sama dengan Pemkab Sidoarjo sudah seharusnya diterapkan oleh PLTU lainnya. Mengingat kerja sama ini akan saling menguntungkan PJB dan Kabupaten Sidoarjo secara terus-menerus.
Baca Juga:
Perdana di Kalbar, Kolaborasi PLN dan Pemkot Singkawang Berhasi Ubah Sampah Menjadi Listrik
"Program co-firing diharapkan dapat berkontribusi sebesar 3,59 persen terhadap bauran energi terbarukan yang ditargetkan mencapai 23 persen pada 2025. Diperlukan pasokan biomassa mencapai 10,2 juta ton per tahunnya. Untuk itu kami membutuhkan dukungan dari seluruh stakeholder yang di antaranya dukungan dari segi kebijakan, insentif atau kompensasi, pembebasan PPN dan PSDH, hingga dukungan sarana pengolahan sampah," terang Wiluyo.
Terjalinnya kerja sama ini, juga menjadi bukti nyata komitmen PJB dalam mewujudkan target bauran EBT melalui teknologi co-firing pada PLTU sekaligus upaya dalam meningkatkan kualitas lingkungan dengan membantu mengatasi problematika sampah.
Program pengelolaan sampah menjadi bahan bakar (waste to fuel) telah diinisiasi PJB dan Pemkab Sidoarjo sejak awal tahun 2022.
Baca Juga:
PJB Ganti Nama Jadi PLN Nusantara Power
Setelah melalui tahapan riset, pengujian keamanan pemanfaatan BBJP di PLTU, serta pemetaan dan mitigasi resiko, telah dilaksanakan pengiriman BBJP dari TPS Jabon Sidoarjo sebanyak 160 ton yang digunakan sebagai bahan bakar co-firing di PLTU Tanjung Awar-Awar dan PLTU Paiton pada bulan Juli dan September 2022, BBJP tersebut dapat digunakan bahan bakar pengganti batu bara dalam co-firing sekitar 3 persen.[zbr]