Selain 5 tantangan di atas, Khairul juga memaparkan sejumlah strategi untuk meningkatkan kinerja ekspor di tengah pandemi saat ini. Diantaranya:
1. Fokus pada jenis produk yang akan di ekspor ke negara tersebut.
Baca Juga:
Mendag Lepas Ekspor Produk Peralatan Rumah Tangga Berbahan Plastik Senilai Rp6,7 Miliar ke Filipina dan Romania
2. Relaksasi kebijakan ekspor dan impor yang berorientiasi ekspor.
3. Dengan mempermudah dan mempercepat pelayanan surat keterangan asal (SKA) barang ekspor, termasuk peningkatan fasilitasi perdagangan dalam memproses perizinan eksporimpor. Serta percepatan layanan ekspor-impor dan pengawasan perdagangan melalui National Logistic Ecosystem (NLE).
4. Dengan menyediakan pelatihan bagi para calon eksportir baru, khususnya usaha kecil dan menengah (UKM). Ini dilakukan melalui program pendidikan pelatihan ekspor Indoensia (PPEI) Kemendag.
Baca Juga:
TEI 2025 Akan Hadirkan Forum Bisnis, Bekali Eksportir dengan Wawasan Ekspor
5. Optimalisasi regulasi dan implementasi pada e-commerce.
6. Meningkatkan trade financing melalui program national interest account yang bekerjasama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) bagi para UKM eksportir yang tedampak pandemi.
7. Dengan peningkatan akses pasar melalui penguatan fasilitasi dan informasi ekspor yang mencakup promosi ekspor, business matching, pameran dagang internasional baik secara offline maupun virtual, serta penguatan perdagangan di luar negeri.