"Kami minta Leuit itu tetap dilestarikan dan jangan sampai hilang di masyarakat kaolotan, " katanya.
Saat ini jumlah Leuit yang ada di masyarakat kasepuhan di Kabupaten Lebak tercatat 30.000 leuit dan rata-rata lima ton gabah per leuit. Apabila, kata dia,bila diakumulasikan maka stok pangan masyarakat Kasepuhan itu sebanyak 150 ribu ton.
Baca Juga:
Kekeringan Ancam Panen Padi di Labura, Petani Terancam Rugi
Karena itu, masyarakat Kabupaten Lebak tidak mengalami kerawanan pangan maupun kelaparan di tengah pandemi.
Sebab, di antaranya masyarakati pedalaman khususnya Kaolotan masih melestarikan Leuit sebagai tempat cadangan pangan keluarga mereka.
Kehadiran leuit itu jika kebutuhan konsumsi pangan keluarga mereka menipis maupun habis maka mengambil padi gabah yang ada di rumah pangan, katanya.
Baca Juga:
Tetua Adat Badui Sebut 1.500 Penenun Kain Tradisional Tersebar di 68 Kampung
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar mengatakan masyarakat Kaolotan Badui tercatat memiliki 4.000 Leuit dan belum pernah terjadi kehabisan gabah dari hasil panen padi huma.
Karena itu, masyarakat Badui hingga kini mempunyai ketahanan pangan yang kuat.
"Kami belum pernah mendengar masyarakat Badui mengalami krisis pangan," katanya.