"Kita upayakan, kita mencari alternatif lain yaitu melakukan penataan titik-titik mana saja yang masih bisa kita ratakan sampahnya dan kita apa lakukan penataan daerah atau area-area yang masih kosong yang ketinggiannya mungkin belum begitu maksimal gitu," ujar Ardan.
Ardan mengatakan, saat ini ketinggian gunungan sampah di TPA Cipayung telah mencapai kurang lebih 20 hingga 25 meter diatas permukaan tanah. Artinya jika itu terus ditambah, akan terjadi bencana.
Baca Juga:
Peringati Hari Menanam Pohon Indonesia, DLHK Depok Tanam 500 Bibit Pohon
"Longsoran-longsoran kecil sering terjadi, terlebih lagi di musim penghujan ini sempat mengalami longsor minggu lalu yang menyebabkan antrian mobil pengangkut sampah ke TPA Cipayung dan pelayanannya sedikit terganggu," ungkap Ardan.
Ardan pun berharap agar Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut-Nambo, Kabupaten Bogor segera dibuka. Supaya, beban TPA Cipayung dapat berkurang dan mengurangi resiko yang timbul apabila sampah terus dibiarkan menggunung.
“Kita tetap mendorong kepada provinsi agar TPPAS Lulut-Nambo segera dibuka, seperti kita ketahui bersama kondisi TPA saat ini sudah over kapasitas,” kata Ardan.
Baca Juga:
Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Pemkot Depok Ajak OPD Aksi Bersih Putung Rokok
Sebelumnya, Pemkot Depok sudah tiga kali dijanjikan boleh membuang sampah ke TPPAS Lulut-Nambo. Pertama di bulan Oktober 2019, kemudian di bulan Februari 2020 dan terakhir di bulan Maret 2022.
Namun hingga saat ini, Depok masih belum bisa membuang ke tempat sampah raksasa yang berada di kawasan Kabupaten Bogor, Jawa Barat tersebut.[mga]