Hal ini tentu membuat Ahmad bersedih dikarenakan kenaikan harga tersebut berdampak pada penghasilannya sehari-hari. “Jadi berkurang. Untungnya, sedikit. Kalau saya naikan banyak langganan pada kabur,”
Pedagang sembako di Pasar Cisalak, Yuliana memaparkan, harga tepung terigu juga mengalami kenaikan. “Tepung terigu itu Rp10.000 perkilo, biasanya Rp 9.000,”
Baca Juga:
Pebalap Depok Bikin Merah Mutih Berkibar di Mandalika
Sedangkan minyak goreng terpantau harganya menyesuaikan pada Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp14.000 perliter, untuk minyak goreng kemasan. “Kalau minyak Rp14.000 se-liter, tapi sulit dicari,”
Yuliana melanjutkan, untuk membeli minyak goreng, dia harus mendatangi kantor UPT Pasar Cisalak yang nantinya akan diberikan minyak goreng dengan harga HET. “Itu juga belinya di Kantor UPT dan dijatah seorang cuma bisa beli lima karton minyak, yang satuannya berisi dua liter,”
Menanggapi fenomena kenaikan harga bahan pangan yang terjadi saat ini, Kepala Bidang Pedagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Depok, Sony Hendro Prajoko menyebut, bahan pangan yang mengalami kenaikan harga saat menjelang Bulan Puasa itu wajar.
Baca Juga:
Lebih Dekat dengan Lurah Pancoranmas, Mohammad Soleh: Dari Gowes, Sambangi Warga Bantaran Kali
Lebih lanjut Sony memaparkan, kenaikan ini memang sering terjadi saat menjelang Bulan Suci Ramadan. “Sudah kita pantau juga, dan kenaikannya masih dalam batas normal,” katanya.
Kenaikan harga yang terjadi pada bahan pangan tidak disebabkan oleh stok barang yang langka. “Yang harus diluruskan, kenaikan harga ini bukan karena stocknya yang kosong ya,”
Kenaikan harga pada bahan pangan bisa disebabkan oleh faktor cuaca yang melanda kawasan peghasil bahan pangan. “Faktor cuaca bisa mempengaruhi, seperi sekarang yang sedang musim hujan, menjadikan petani jadi gagal panen dan timbulah kenaikan harga pada bahan pangan tersebut,”