Pada bisnis perseroan di bidang pengadaan tower listrik, Bukaka mengincar proyek pengadaan tower yang menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) 35.000 Megawatt sesuai Perpres no 3 tahun 2016 dan Perpres no 4 tahun 2016 tentang infrastruktur ketenagalistrikan.
Bukaka sudah memproduksi tower listrik sejak 40 tahun yang lalu dan menjadi pelopor produksi tower listrik dalam negeri, yang sebelumnya hanya bisa didapatkan dari impor.
Baca Juga:
Kronologi Seorang Remaja Hanyut Setelah Selamatkan Temannya di Sungai Cileungsi
“Bukaka menjadi perusahaan satu-satunya di Asia Tenggara yang memiliki fasilitas testing tower berkapasitas hingga 500 kv,” papar Irsal.
Perseroan optimistis mampu mencatatkan kinerja yang lebih baik pada semester II ini, sehingga bisa mencapai pendapatan yang sama dengan tahun lalu Rp 3,85 triliun. Hingga akhir semester I-2022, Bukaka telah meraih pendapatan sebesar Rp 1,76 triliun atau hampir separuh dari target sepanjang tahun ini.
Sebanyak Rp 1,34 triliun atau 75,87% dari total pendapatan berasal dari kontrak jaringan transmisi listrik, jembatan dan forging.
Baca Juga:
Seorang Remaja di Cileungsi Hanyut Usai Selamatkan Temannya yang Tenggelam
Selanjutnya sebanyak Rp 60,72 miliar disumbang dari pendapatan fasilitas dan perlengkapan bandara, disusul Rp 330,03 miliar dari pendapatan peralatan jalan, kendaraan khusus, serta oil gas equipment, dan sisanya Rp 35,29 miliar dari pendapatan listrik dan penjualan produk nikel.[zbr]