Hadi menjelaskan, pemilihan Kabupaten Kudus sebagai lokasi magang dikarenakan Kudus merupakan daerah yang memiliki nilai IPM tertinggi se-eks Karisidenan Pati yakni 76,71% dan merupakan salah satu dari empat Kabupaten yang memiliki nilai tinggi untuk IPDM di Jawa Tengah.
"Kegiatan magang ini dilaksanakan di 50 Desa, 3 Kelurahandan 9 Kecamatan, dimana nanti para praja diantaranya akan membantu dalam pelaksanaan validasi dan verifikasi data kemiskinan," tutur Hadi.
Baca Juga:
Menteri BP2MI Sebut Pamong Praja IPDN Jadi Ujung Tombak Perlindungan Pekerja Migran Indonesia
Selain pelaksanaan magang I di Kudus, IPDN juga telah melaksanakan Magang II bagi satuan praja muda angkatan XXXIII di Kabupaten Agam Sumatera Barat, Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat, Kabupaten Bangli NTB, Kota Kotamobagu Sulawesi Utara, Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan dan Kabupaten Jayapura di Papua.
"Magang II yang dilaksanakan di Kota Agam sebanyak 248 orang, Kab. Sanggau sebanyak 125 orang, Kab. Bangli sebanyak 113 orang, Kota Kotamobagu 115 orang, Kab. Jeneponto sebanyak 250 orang dan Kab. Jayapura sebanyak 129 orang," ujar Hadi.
Pelaksanaan magang II di daerah dilaksanakan sejak tanggal 6 sampai 26 Juni 2024.
Baca Juga:
Rektor IPDN Pimpin Acara Yudisium 36 ASN Lulusan Terbaik Prodi Profesi Kepamongprajaan
Sementara itu, Pj Bupati Kudus, Muhamad Hasan Chabibie menyambut antusias kegiatan ini. Ia berharap para praja ini dapat berkontribusi terutama untuk melakukan updating data-data yang lebih faktual terkait stunting, kemiskinan dan nilai IPM.
"Diharapkan dengan adanya data-data yang mutakhir dan akurat akan memberikan manfaat yang banyak untuk masyarakat disini, utamanya dapat membantu mempercepat pelayanan pada masyarakat, termasuk penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem," ujarnya.
Hadir pula Ketua DPRD Kab. Kudus H. Masan, S.E., M.M dalam upacara pembukaan magang I ini.