Ketua umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Indroyono Soesilo mengatakan, pemegang Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) siap mendukung pengembangan bioenergi sambil memulihkan lahan gambut terdegradasi.
“PBPH bisa menerapkan multiusaha kehutanan dengan pola paludikultur agroforestri untuk mendukung kebijakan tersebut,” katanya.
Baca Juga:
Waspada Banjir, Ini Tips Amankan Listrik saat Air Masuk Rumah
Paludikultur adalah sistem budidaya di lahan gambut yang mengoptimalisasikankan jenis-jenis tanaman asli atau tanaman lain yang adaptif.
Untuk pemanfaatan jangka pendek bisa dilakukan dengan menanam serai wangi dan jelutung yang bisa disadap getahnya untuk pemanfaatan jangka panjang.
Sedangkan untuk jangka menengah bisa dimanfaatkan dengan menanam tanaman bioenergi seperti gamal, yang kayunya memiliki nilai kalori tinggi tak kalah dengan batubara.
Baca Juga:
Hasilkan Bioenergi Tinggi, Tanaman Sawit Paling Hemat Air
Tanaman gamal bisa dibudidayakan dengan sistem trubusan (copice) yang berarti pohon tidak perlu ditebang habis untuk pemanfaatan kayunya. “Saat ini pola paludikultur ini sedang diujicoba di salah satu PBPH di Kalimantan Barat,” kata Indroyono.
Dia mengatakan kayu gamal bisa dimanfaatkan dalam bentuk serpih atau diolah menjadi wood pellet untuk selanjutnya menjadi pendamping atau pengganti batubara di pembangkit listrik.
Menurut Indroyono, perusahaan energi Indonesia, PLN, saat ini sedang menuju penggunaan biomassa yang lebih banyak untuk pembangkitan listrik.