WahanaNews.co | Emiten produsen kendaraan listrik dengan merk dagang SELIS, PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SELIS) melalui rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) menyetujui penggunaan laba bersih tahun 2021 sebagai laba ditahan guna menggenjot penjualan kendaraan listrik perseroan.
RUPST menyetujui penggunaan laba bersih tahun 2021 sebagai laba ditahan sebesar Rp24,95 miliar guna memperkuat modal. Nilai laba ditahan itu sebesar 98,8 persen dari total laba bersih perusahaan di 2021 sebesar Rp25,25 miliar.
Baca Juga:
Selama 5 Tahun Erick Thohir Memimpin, Iklim Kendaraan Listrik Jakarta Terus Tumbuh
Sementara itu, sisanya Rp300 juta akan dialokasikan untuk dana cadangan Direktur Utama SELIS Edi Hanafiah Kwanto dalam keterangan di Jakarta, Jumat (22/7/22), mengatakan sepanjang tahun lalu di tengah tekanan pandemi COVID-19 yang menurunkan daya beli masyarakat, perseroan masih mampu meraih laba meski turun 4,7 persen dari laba bersih 2020 sebesar Rp 26,5 miliar.
"Tahun lalu, realisasi penjualan sedikit di bawah target seiring dengan belum pulihnya daya beli masyarakat akibat pandemi. Namun di tengah dinamika ekonomi dan prospek kendaraan listrik, kami berupaya menghasilkan kinerja terbaik melalui strategi yang inovatif dan berkesinambungan," ujar Edi.
Edi menyampaikan, emiten berkode saham SLIS itu akan meningkatkan kinerja bisnis. Dari sisi volume, penjualan sepeda listrik (e-bike) perseroan tahun lalu mencapai 20.605 unit, motor listrik (e-motor) 3.886 unit, dan sepeda anak-anak (kids bicycle) 55.814 unit.
Baca Juga:
Nikmati Ngecas Mobil Listrik Sambil Belanja, PLN UID Jaya Pasang SPKLU Fast Charging Supermarket Naga Swalayan
Ia meyakini jumlah pelanggan akan terus naik dan berdampak pada pertumbuhan penjualan dan laba.
Dari sisi kinerja, Direktur Keuangan SELIS Wilson Ng mengatakan, perseroan mampu meraih kinerja positif pada kuartal I 2022, dengan penjualan naik 3,35 persen menjadi Rp108,3 miliar dari kuartal I 2021 senilai Rp104,79 miliar.
Laba bersih pun mencapai Rp6,83 miliar, naik 6,4 persen dari sebelumnya Rp6,42 miliar.