Hendi becerita, ia bersama anggota tim PDKB (Pekerjaan Dalam Kondisi Bertegangan) lainnya sedang melakukan pekerjaan pengamanan jumper ketika gempat terjadi. Beruntung, tak satupun rekan menjadi korban. "Alhamdulilah, personel sudah turun dari tiang saat gempa," katanya.
Setelah memastikan pekerjaannya selesai, Hendi pulang dan bertemu anggota keluarga. Ia melihat tembok rumahnya bergeser dan atap bangunan rusak. "Sore itu, saya bersama tetangga langsung membangun pengungsian sementara. Keluarga sementara tinggal di Bandung, hanya saya dan anak pertama yang tetap di Cianjur,” ucap Hendi.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Setelah memastikan keluarga aman, pria 39 tahun ini langsung bergabung kembali dengan tim PLN untuk pemulihan kelistrikan. Hendi tahu betul, kontribusinya sangat dinantikan oleh pelanggan PLN.
“Saya ikut serta dalam penormalan listrik mengingat besarnya dampak gempa terhadap jaringan. Saya jarang melihat keadaan rumah karena fokus melakukan perbaikan tiang rubuh terdampak gempa. Biasanya, saya menelpon anak untuk memastikan kondisinya dan rumah baik. Selama seminggu ini saya siaga di kantor,” tutur Hendi.
Bencana alam ini memang meninggalkan duka dan kesedihan bagi seluruh korban. Untuk itu, insan PLN tahu betul, keberadaan pasokan listrik akan membantu meringankan beban. Memulihkan infrastruktur kelistrikan yang terdampak tidak mudah, tetapi dengan usaha bersama semua jadi terasa lebih ringan.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Kerja sama dan upaya keras petugas berbuah manis. 100 persen sistem kelistrikan yang terdampak gempa berhasil pulih pada Selasa, 22 November 2022, pukul 23.05 WIB. Akhirnya, pasokan listrik untuk 326.028 pelanggan kembali normal dalam waktu kurang dari 36 jam.[ss]