"Itu baru digital marketing individu belum termasuk resto-resto yang butuh zoom in makanan, terus restonya pakai lagu di reels. Itu dunia yang sebelumnya tidak pernah kita bayangkan," ujar Ridwan.
Sebelumnya, pegiat dan pengamat media sosial Enda Nasution menilai ekonomi kreator akan terus mengalami pertumbuhan pada 2022 seiring dengan berkembangnya pengguna digital.
Baca Juga:
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kasus Masih dalam Penyelidikan
Enda menganalogikan ekonomi kreator sebagai sebuah siklus atau "loop" yang dilakukan secara kolaboratif antara kreator konten dan brand sebagai suatu ekosistem digital. Menurut Enda dia, kecenderungan ekonomi kreator tersebut menjadi pembeda pada strategi pengiklan sebelum era media sosial. Kini, lanjutnya, para pemilik produk dapat mengkomunikasikan iklan melalui bantuan dan amplifikasi kreator konten.
"Para kreator konten ini akhirnya mendapat insentif untuk terus (aktivitasnya) bergulir. Karena dia mendapat insentif, dia bisa membuat konten yang lebih baik lagi, lalu dia dapat lagi (pemasukan), dan terus begitu jadi sebuah siklus. Itulah yang disebut sebagai ekonomi kreator," kata dia.
Ia menilai ekonomi kreator sudah berkembang, bahkan kini konten kreator telah menjadi cita-cita dan profesi bagi banyak orang. [afs]