WahanaNews-Jabar | Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyampaikan, pemerintah akan mengumumkan langkah memensiunkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara pada acara puncak KTT G20 pekan depan.
Lantas, PLTU mana saja yang segera dipensiunkan? Belakangan ini, pemerintah memang gencar menyampaikan komitmennya untuk memensiunkan PLTU secara bertahap seiring target pencapaian net zero emission pada 2060.
Baca Juga:
Pemkab Batang Apresiasi Kontribusi PT Bhimasena Power dalam Layanan Kesehatan dan Pembangunan
Presiden Joko Widodo juga telah mengamanatkan pembuatan peta jalan percepatan pengakhiran masa operasional PLTU di Indonesia melalui Peraturan Presiden (Perpres) No. 112/2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan Untuk Penyediaan Tenaga Listrik atau Perpres EBT.
Setidaknya ada tiga PLTU yang ditargetkan untuk dihentikan operasionalnya pada tahun ini sebagai komitmen mengurangi emisi karbon.
Hal itu pernah disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam acara Friend of Indonesia Renewable Energy (FIRE) di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (1/9/2022).
Baca Juga:
Usut Tuntas Skandal Proyek PLTU 1 Kalbar, ALPERKLINAS: Jangan Sampai Pasokan Listrik ke Konsumen Terhambat
Arifin mengatakan, pemerintah segera menyetop operasional dari PLTU yang telah mencapai masa kontrak 30 tahun. Dalam hasil kajian tersebut terdapat 33 lokasi PLTU dengan total kapasitas 16,8 GW yang akan dipensiunkan.
"Kami targetkan 2-3 unit dapat dipensiunkan, diskusi dan negosisasi masih dalam progres, dan setelah 2-3 unit ini kita akan lanjutkan sisanya yang akan dipensiunkan," ujarnya.
Arifin menjelaskan ketiga PLTU yang tengah dipersiapkan untuk memasuki masa pensiun tersebut kemungkinan besar berlokasi di wilayah Pulau Jawa. Namun, belum dijelaskan mana saja PLTU yang dimaksud itu.
Sementara itu, Institute for Essential Services Reform (IESR) dalam studinya mengidentifikasi terdapat 12 PLTU yang berpotensi dipensiunkan lebih cepat pada 2022-2023. PLTU itu masuk kategori sebagai low hanging fruits (LHF) karena memiliki kinerja buruk, baik dari sisi teknis, ekonomi, dan lingkungan.
Pembangkit-pembangkit tersebut mayoritas berlokasi di Jawa-Bali, Sumatra, dan Kalimantan. Beberapa pembangkit dapat dipensiunkan seiring usianya yang telah mencapai akhir umur ekonomisnya, seperti Banten Suralaya, PLN Paiton, Bukit Asam Muara Enim, dan Asam-Asam.
Berikut daftar 12 PLTU yang berpotensi dipensiunkan menurut studi IESR:
1. Bangka Baru (60 MW) di Bangka Belitung
2. Banten Suralaya (1.600 MW) di Banten
3. Merak (120 MW) di Banten
4. Cilacap Sumber (600 MW) di Jawa Tengah
5. PLN Paiton (800 MW) di Jawa Timur
6. Tarahan (100 MW) di Lampung
7. Asam-Asam (260 MW) di Kalimantan Selatan
8. Tabalong (200 MW) di Kalimantan Selatan
9. Tabalong Wisesa (60 MW) di Kalimantan Selatan
10. Bukit Asam Muara Enim (260 MW) di Sumatra Selatan
11. Cikarang Babelan (280 MW) di Jawa Barat
12. Ombilin (200 MW) di Sumatra Barat
Adapun, dalam pertemuan COP27 Mesir, Menko Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyampaikan, pemerintah akan mengumumkan langkah memensiunkan PLTU batu bara pada acara puncak KTT G20 pekan depan. Komitmen itu, kata Luhut, menjadi langkah awal Indonesia untuk beralih menuju energi bersih.
Luhut mengatakan, terkait dengan upaya mengurangi emisi karbon itu perlu adanya kolaborasi antara pemerintah dan lembaga keuangan internasional.
"Pada kesempatan yang baik ini di COP 27, saya mengajak semua orang untuk bisa menghadiri puncak acara KTT G20, Presidential Summit di Bali. Kami akan mengumumkan salah satu langkah sukses kami dalam menghentikan operasional pembangkit batubara dan mengubahnya ke pembangkit berbasis EBT," kata Luhut dalam pertemuan COP 27 seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (9/11/2022).
Luhut menilai untuk bisa mengakselerasi target net zero emission diperlukan akselerasi sistem dan juga memperkaya framework dalam transisi energi. PLN akan mempensiunkan PLTU-nya secara bertahap. Ini memerlukan kerja bersama karena untuk menjalankan proyek ini butuh investasi yang tidak sedikit.
"Kami sangat terbuka atas kolaborasi dengan para partner dan juga negara tetangga. Kami akan menjelaskan success story kerja sama kami dengan Jepang untuk bisa menurunkan emisi global," kata dia.[zbr]