Dia mengatakan, kampus harus mampu mencetak kader-kader masa depan yang berbudi pekerti dan berkualitas, bukannya melahirkan kader yang pintar namun abai budi pekerti, karena kampus adalah tempat pusat kaderisasi peradaban manusia.
Karena itu, katanya, akademisi jangan mencemari mahasiswa dengan pemikiran-pemikiran negatif (negative thinking) namun harus menciptakan atmosfir demokrasi yang penuh optimisme berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Baca Juga:
Kasus Plagiarisme, Sejumlah Akademisi Berakhir Gelarnya Dicabut
Akademisi, tambahnya, memiliki peran sentral dan penting dalam kemajuan pendidikan serta pembangunan dalam masyarakat.
Seorang akademisi, katanya, tidak hanya bertugas mengajar di kampus, namun melakukan pengabdian serta penelitian untuk kepentingan masyarakat dan pengembangan ilmu pengetahuan, memberikan bimbingan akademik kepada mahasiswa.
“Karena itu akademisi juga harus memberikan contoh mengkritik pemerintah secara santun dengan mengajukan solusi. Juga harus melihat ada nilai positif yang sudah dicapai oleh pemerintah, tidak melulu menilai negatif dimata akademisi, jangan ingin menciptakan keadilan diatas ketidakadilan,” pungkas Liona.
Baca Juga:
Menjaga Kamtibmas Jelang Pilkada 2024 di Mimika, Begini Kata Akademisi Suku Kamoro
[Redaktur: Mega Puspita]