Nahas ketika , mereka sudah berjajar di badan jembatan mendadak oleng, sontak puluhan santri terjatuh ke sungai. Beruntung kondisi air sungai Cileuer tidak besar, sedikit keruh.
“Kami berdiri berjajar di jembatan untuk foto bersama. Baru satu kali foto, jembatan putus. Kami jatuh ke sungai,” kata salah seorang santri yang mengalami lebam pada bagian tangan, ketika berada di ruang perawatan Ponpes Al Huda.
Baca Juga:
Hujan Deras Ambrukan Jembatan Antardesa di Mukomuko, Bengkulu
Setelah terjatuh dari jembatan, mereka tidak hanya menyelamatkan diri tetapi juga saling memberi pertolongan. Terutama yang kesulitan ketika hendak naik ke darat.
Sementara Saeful, warga Turalak mengatakan jembatan warna-warni yang putus belum seminggu selesai dikerjakan. Jembatan baru tersebut juga belum banyak dilintasi warga.
“Belum seminggu selesai, sudah putus. Mungkin tidak kuat menahan beban, ketika santri berjajar di jembatan,” tuturnya.
Baca Juga:
Lalu lintas Perdagangan AS Terguncang Usai Kehancuran Jembatan Baltimore
Terpisahm, Wakil Pimpinan Ponpes Al Huda Turalak, Mamad Achmad solihin atau Amang mengatakan bahwa peristiwa itu terjadi ketika para santri kelas VII tengah tasyakuran usai mempelajari kitab yang diajarkan di kelas, sekaligus munggahan. Pihaknya menyatakan bertanggungjawab terhadap kejadian yang menimpa puluhan santrinya.
Dia mengaku, pada saat kejadian tengah ziarah sekaligus gotong royong membersihkan makam. Menerima kabar musibah yang menimpa santrinya, langsung menuju lokasi, Akan tetapi seluruh santri sudah kembali ke pondok.
“Anak-anak, santri sedang tasyakuran, khatam Al Quran, sekaligus munggahan. Pada saat hendak foto bersama di atas jambatan, tiba-tiba putus, sehingga santri jatuh ke sungai,” kata Mamad.