WAHANANEWS.CO, Jakarta - Gelombang investasi asing mulai mengarah ke Jawa Barat. Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran menilai kebijakan tarif impor tinggi yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap produk China telah membuka peluang besar bagi Indonesia.
Kawasan Metropolitan Rebana, yang mencakup Subang Smartpolitan hingga pelabuhan Patimban, dinilai bakal menjadi sasaran utama industri asal Negeri Tirai Bambu.
Baca Juga:
Dukung Percepatan Pembangunan Kawasan Metropolitan Rebana, MARTABAT Prabowo-Gibran Apresiasi Rencana Barito Group Garap Patimban Industrial Estate
Ketua Umum MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, menegaskan bahwa lonjakan minat investor China ini harus dipandang bukan sekadar fenomena bisnis jangka pendek, melainkan sebagai momentum strategis bagi Indonesia.
“Rebana adalah gerbang emas baru. Dengan adanya tarif impor AS yang menekan industri China, banyak perusahaan mereka yang mencari lokasi produksi alternatif. Indonesia, khususnya Jawa Barat, menjadi magnet karena memiliki kombinasi pasar domestik yang besar, infrastruktur yang terus berkembang, dan dukungan kebijakan pemerintah pusat,” kata Tohom, Kamis (11/9/2025).
Menurutnya, arus investasi tersebut dapat mempercepat terwujudnya pusat manufaktur modern di kawasan Rebana. Subang Smartpolitan dengan lahan lebih dari 2.700 hektar serta konektivitas Pelabuhan Patimban menjadi daya tarik utama.
Baca Juga:
Dukung 'Detikcom Regional Summit', MARTABAT Prabowo-Gibran: Rebana Butuh Pemerataan Investasi dan SDM
“Industri yang masuk tidak hanya mainan dan tekstil, tetapi juga kendaraan listrik dan teknologi tinggi. Jika dikelola baik, ini akan mengubah wajah ekonomi Jawa Barat sekaligus memperkuat basis industri nasional,” ujarnya.
Ia juga menyoroti tren melonjaknya harga lahan industri yang mencapai 15–25 persen per tahun. Menurutnya, hal itu menandakan optimisme investor, tetapi juga perlu diantisipasi agar tidak menimbulkan bubble ekonomi.
“Kita harus menjaga agar pertumbuhan tetap inklusif. Pemerintah perlu memastikan ketersediaan lahan industri dengan harga kompetitif agar tidak semua keuntungan jatuh pada spekulan,” tambahnya.