Setiawan lalu mengungkap bahwa, dalam digitalisasi upaya penurunan stunting juga, harus ada beberapa hal yang betul- betul diperhatikan.
Pertama, data. Kedua metodologi, mulai dari keseragaman cara penimbangan badan, pengukuran tinggi badan, dan lain sebagainya. Setelah semuanya baik maka disitu intervensi teknologi untuk membebaskan genasi penerus dari ancaman stunting dilakukan.
Baca Juga:
Samsat Jabar Buka di hari Minggu, Tak Ada Alasan Lagi Nunggak Pajak
Sekda berharap di samping angka prevalensi turun, maka penurunan itu harus benar -benar berkualitas.
"Kita punya target, saat ini kita sudah mencapai 20,2 persen di tahun 2022. Di 2023 ingin menurunkan kembali di 19,2 persen," sebut Setiawan.
"Kita semua bahu- membahu untuk mencapai target ini," tambahnya.
Baca Juga:
Bandung Serius Tangani Sampah, Siap Musnahkan 500 Ton Sehari
Tak hanya itu, Jabar yang kerap disebut seperlima jumlah penduduk Indonesia, maka punya populasi balita cukup besar. Apalagi kalau Jabar bisa menurunkan stunting secara signifikan, maka tentu prevalensi di tingkat nasional juga menurun signifikan.
"Jangan dibiarkan balita kita terlanjur stunting," ujar Setiawan.
Untuk itu, kata Sekda, anak harus diberikan protein hewani, yang mana ini sangat berarti meningkatkan daya tahan balita.