"Dijanjikan Rp 5 juta oleh AH, tapi pembayarannya pun baru diterima Rp 1 juta. Jadi ini pembunuh bayaran," ujarnya.
Kata Harun, pembunuhan terhadap GP ini sudah direncakan oleh AH setahun yang lalu.
Baca Juga:
Pertama di Jabar: Kejari Bandung Ajukan Pencabutan Status Ayah Pelaku Kekerasan
"Perencanaan pembunuhan ini sudah dilakukan 1 tahun sebelumnya," kata Harun mengutip wahananews.co.
Sementara, lanjut Harun, untuk eksekusi sendiri dilakukan seminggu sebelum kejadian dengan cara diberi minuman keras terlebih dahulu.
"Persiapan sudah dilakukan seminggu sebelum eksekusi, kumpul di rumah membahas korban, karena nantinya akan dianiaya, dihabisi, dengan cara diberikan miras dulu di pangkalan ojek dekat lokasi parkir. Minggu pukul 13.00 WIB itu korban diajak minum sampai pukul 17.30 WIB. Saat itu eksekutor melaksanakan pembunuhan yang mengakibatkan korban tewas di lokasi," ungkapnya.
Baca Juga:
Survei Indikator: Elektabilitas Dedi Mulyadi-Erwan Unggul di Pilgub Jabar
Harun menjelaskan, pembunuhan ini berawal dari rasa sakit AH kepada pamannya karena jatah setoran bulanan uang parkir yang dijaganya selama 10 tahun berkurang setelah pamannya menguasai lahan parkir di tiga tahun terakhir.
Karena sakit hati, ia kemudian menyewa ND dan AD untuk menghabisi nyawa pamannya.
"ND dan DA selaku eksekutor terkait pembunuhan ini," ujarnya.