Ia juga mengingatkan pentingnya pemerataan manfaat ekonomi dari proyek strategis ini kepada masyarakat di sekitar Bandara Kertajati.
"Pengembangan Kertajati sebagai aerospace park harus berkorelasi langsung dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal. Perlu ada strategi untuk memastikan trickle-down effect dari investasi besar ini, mulai dari penyerapan tenaga kerja lokal hingga pengembangan UMKM di sekitar kawasan," ujarnya.
Baca Juga:
KDM Bakal Tarik Aset yang Dikelola BUMD Kembali ke Pemprov Jabar, Ini Alasannya
Tohom menggarisbawahi pentingnya sinkronisasi kebijakan antarsektor dan antardaerah dalam mendukung percepatan pembangunan Bandara Kertajati sebagai hub kedirgantaraan.
"Sektor transportasi, industri, pendidikan, dan ekonomi digital perlu bergerak dalam satu visi untuk mengoptimalkan potensi Kertajati. Ini adalah momentum untuk mewujudkan konsep aglomerasi ekonomi yang integratif dan inklusif di kawasan Rebana," jelasnya.
Lebih lanjut, Tohom menyampaikan harapan bahwa proyek ini dapat menjadi model percontohan bagi pengembangan kawasan ekonomi terintegrasi berbasis bandara di Indonesia.
Baca Juga:
KDM Bakal Tarik Aset yang Dikelola BUMD Kembali ke Pemprov Jabar, Ini Alasannya
Sebelumnya, penandatanganan MoU antara PT GMF AeroAsia, PT BIJB, dan Bappenas mencakup penyusunan master plan pengembangan fasilitas MRO, pengawalan implementasi model bisnis kemitraan pembangunan inovatif, koordinasi percepatan penyiapan Kawasan Ekonomi Khusus, pengembangan konektivitas udara, serta regulatory mapping dan scoping assessment untuk dukungan kebijakan fiskal maupun non fiskal.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]