Setahun kemudian pada RUPS 2019, deviden yang disetor
ke kas Pemprov DKI naik sebesar Rp 100,48 miliar, meningkat 88,3% dibandingkan
dengan tahun buku sebelumnya 2018 sebesar Rp 54,6 miliar. Tahun buku 2019, PT
Delta Djakarta mencatat laba bersih sebesar Rp 317 miliar, turun sebesar 8,8%
dari tahun buku 2018.
"Untuk tahun buku 2020 di tengah tekanan ekonomi
kita yang sangat berat akibat pandemi Covid 19, dimana penjualan menurun sampai
dengan 33,9% akibat anjloknya kunjungan wisata baik dalam negeri maupun luar
negeri, banyaknya restoran, cafe dan hiburan malam yang tutup," jelas
Sarman.
Baca Juga:
Hasil Uji Lab Lemigas Tunjukan Kualitas Pertamax Penuhi Spesifikasi Dirjen Migas
Akan tetapi dengan berbagai inovasi dan strategi
penjualan yang dilakukan, kinerja PT Delta Djakarta Tbk tetap tumbuh positif
sekalipun mengalami penurunan yang cukup tajam.
"Untuk tahun buku 2020 PT Delta Djakarta Tbk
masih dapat meraih keuntungan sebesar Rp 123,5 miliar, mengalami penurunan
hampir 61% dari tahun buku 2019 sebesar Rp 317 miliar.
Pada RUPS tahun buku 2021 ini, Pemprov DKI Jakarta
akan mendapat deviden sebesar Rp 52,5 miliar. Bisa dibayangkan dalam kondisi
ekonomi kita masih dalam posisi resesi PT Delta Djakarta masih mampu menyetor deviden
sebesar itu ke kas Pemprov DKI Jakarta," tandasnya.
Baca Juga:
Field Trip SMKN 1 Kota Sorong, SKK Migas-Pertamina EP Papua Dukung Pengembangan Pendidikan
Hal ini membuktikan, lanjut Sarman, bahwa Perusahaan
ini sangat sehat dan memiliki prospek yang sangat bagus ke depan.
"Saya berharap pengganti saya nanti dapat menjaga
kinerja ini bersama dewan Direksi. Sehingga PT Delta Djakarta Tbk. semakin
berkembang dan membukukan laba yang semakin bertumbuh di tahun mendatang
seiring dengan pemulihan ekonomi nasional," harapnya.
Selanjutnya, yang menggantikan Sarman adalah DR Roy
Pakpahan, yang semula anggota komisaris. Ia mendapat penugasan resmi dari
Pemprov DKI Jakarta sebagai Komisaris Utama.