Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI menyatakan hari ini, Rabu (15/9) wilayah Jakarta berstatus siaga menghadapi sejumlah dampak cuaca ekstrem.
"Berdasarkan Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak (IBF-Impact Based Forecast) BMKG, Jakarta berpotensi terdampak bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, dan/atau tanah longsor dari cuaca ekstrem dengan level siaga.," demikian mengutip keterangan BPBD dalam akun instagram @dkijakarta, Rabu (15/9/2021).
Baca Juga:
Kadiv Humas Polri : Nama Calon Wakapolri Sudah ada, Saat ini Sedang Dalam Proses Pemilihan.
Sementara Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria menekankan, pihaknya sudah melakukan sejumlah persiapan antisipasi banjir. Salah satunya dengan mengerahkan seluruh sumber daya yang ada. "Kita pastikan sumber daya yang kami miliki, SDM, alat semua akan kita fungsikan semaksimal mungkin, kita belajar dari tahun ke tahun sebelumnya tentang antisipasi pencegahan penanganan pengendalian banjir," ujar Riza di Balai Kota kemarin.
Riza juga mengatakan bahwa DKI sudah melakukan sejumlah langkah-langkah antisipasi guna mencegah banjir dengan mengeruk sejumlah sungai, gerebek lumpur, hingga menyiapkan pompa air mewaspadai potensi banjir imbas cuaca ekstrem.
"Yang paling penting masyarakat harus patuh, disiplin, waspada, apalagi masyarakat yang tinggal di bantaran sungai, di sekitar daerah-daerah yang tergenang air," jelas politikus Partai Gerindra itu.
Baca Juga:
Rapat Paripurna Sahkan RUU Daerah Khusus Jakarta Jadi Usul Inisiatif DPR
Baru 2 Tahun, Dua Rumah Pompa Di Jakut Malah Dibongkar
Pemerintah pusat dan Pemda DKI Jakarta upaya mengantisipasi banjir akibat cuaca ekstrim, membuat sejumlah persiapan antisipasi dampak buruk yang ditimbulkan. Mengeruk sejumlah sungai, gerebek lumpur, hingga menyiapkan pompa air mobile dan kelayakan pompa berukuran besar di rumah-rumah pompa di wilayah DKI Jakarta.
Namun sebaliknya, Sudin Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Utara (Jakut) malah melakukan pembongkaran Rumah Pompa Bulak Cabe dan Bukit Gading Raya, dikerjakan CV. Mega Jaya Teknindo, dengan nilai kontrak Rp. 13 Miliar, yang saat ini proses pekerjaannya terhambat akibat tingginya air sungai.